REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Peningkatan kekerasan kelompok militan ISIS selama tiga bulan terakhir menunjukkan lebih dari 1.000 serangan dan hampir 3.000 orang meninggal di seluruh dunia.
Angka itu berdasarkan laporan firma analisis IHS Jane pada Kamis (22/10). Hasilnya menunjukkan kenaikan sebesar 42 persen untuk serangan harian oleh para kelompok Jihad, rata-rata 11,8 perhari dari Juli hingga September, mulai dari 8,3 perhari antara April dan Juni.
Hasil tersebut menunjukkan serangan udara yang diluncurkan oleh koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat hanya memiliki dampak terbatas terhadap kelompok tersebut.
Firma analisis yang bertempat di London merekam sebanyak 1.086 serangan ISIS, yang menyebabkan 2.978 kerusakan sipil dan pemerintah. Terdapat peningkatan sebesar 65.3 persen untuk pembunuhan harian yang dilakukan kelompok tersebut dibanding tiga bulan sebelumnya.
Pusat Terorisme dan Pemberontakan IHS Jane menggunakan sumber umum untuk menyusun database mereka, dan mengatakan ISIS kemungkinan melancarkan lebih banyak serangan yang tidak dapat diverifikasi.
"Sementara usaha serangan udara dan koalisi yang lebih luas telah membuat kelompok tersebut dibawah tekanan yang signifikan, tampaknya masih jauh dari cukup untuk melemahkan mereka dan mengambil kembali wilayahnya, terlebih lagi mengalahkan mereka," ujar pemimpin Pusat Terorisme dan Pemberontakan Matthew Henman kepada media.