REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelesaian Jembatan Merah Putih (JMP) di Ambon, Maluku tertunda dari target semula pada 25 Oktober 2015 menjadi Januari 2016. Proses perampungan jembatan terpanjang di wilayah timur Indonesia itu pun terus dipantau, meski tetap harus memperhatikan ketelitian serta keselamatan kerja.
"Pembangunan jembatan ini memang harus memiliki pengalaman khusus, jangan ada kesalahan sedikitpun agar tidak kembali ke nol lagi," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadimuljono ketika meninjau secara langsung kemajuan pembangunan jembatan di Ambon, Sabtu (24/10).
Ia optimistis PT Waskita Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk selaku kontraktor yang telah memiliki pengalaman dalam menangani proyek semacam ini. Meski tengah mengejar penyelesaian pekerjaan, Menteri Basuki mengingatkan agar keselamatan kerja menjadi yang utama.
Wakil Ketua Konisi V DPR Michael Wattimena mengaku sudah tiga kali meninjau JMP. Walau belum selesai juga, namun diharapkan dalam waktu dekat ini akan selesai. “Komisi V tentunya sangat mendukung dalam hal anggaran agar JMP di Maluku ini bisa terwujud.” Jelasnya.
Tertundanya perampungan JMP bukan disebabkan anggaran. Tetapi karena faktor teknis. Pejabat Pembuat Komitmen, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Candra Syah Purnomo menjelaskan masalah teknis yang dimaksud yakni menyambungkan bentang tengah. "Ini pekerjaan kompleks, tidak boleh ada kesalahan sedikitpun", katanya.
Saat ini pembangunan JMP masih menyisakan bentang tengah yang akan menghubungkan jembatan pendekat dari arah Galala maupun Poka yang sudah rampung sebelumnya. JMP memiliki total panjang 1.140 meter dan terbagi menjadi 3 bagian yakni jembatan pendekat Poka sepanjang 520 meter, jembatan pendekat Galala sepanjang 320 meter dan jembatan utama sepanjang 300 meter.
Tinggi jembatan mencapai 34,1 meter di atas permukaan laut. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 700 milyar untuk membangun jembatan yang akan menjadi pehubung Desa Hative Kecil (sisi Galala) dan Desa Rumah Tiga (sisi Poka).
Proyek JMP telah melalui proses peletakkan batu pertama pembangunan pada pada 19 Agustus 2011. Biaya pembangunan JMP mencapai Rp 416,75 miliar didanai APBN tahun 2011-2014. Jembatan tersebut ditargetkan selesai pertengahan 2014 namun hingga triwulan terakhir 2015 tak kunjung rampung.