REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sekitar 100 kader muda Aisyiyah yang merupakan relawan dari tenaga kesehatan dan mahasiswa Stikes Aisyiyah dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan gerakan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. Kegiatan ini digelar di kawasan Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Ahad (25/10).
Menurut Wakil Ketua Bidang Pengelolaan Sumber Daya Stikes Aisyiyah Yuli Isnaeni, kegiatan dengan tema "Sayangi Hidupmu Ayo Tes IVA dan Sadarnis" ini dalam rangka peringatan Kanker Payudara Sedunia yang jatuh pada bulan Oktober ini. Harapannya para perempuan di Pasar Beringharjo yang kebanyakan para pedagang bisa melakukan deteksi dini terhadap penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim serta terhindar dari kedua penyakit tersebut.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Stikes Aisyiyah, UMY, PP Aisyiyah, PW Aisyiyah Yogyakarta dan PD Aisyiyah memberikan layanan kesehatan umum, layanan pemeriksaan IVA, layanan Sadarnis, sosialisasi deteksi dini, gerakan dukungan pembeli-pedagang Beringharjo untuk deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim.
Pemeriksaan di Pasar Beringharjo dibagi menjadi dua tim (kelompok). Yakni di Pasar Beringharjo bagian Timur ada pemeriksaan kesehatan umum meliputi tensi, gula darah, kolesterol dan asam urat. Juga deteksi dini kanker payudara sadarnis dan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA. Sedangkan di bagian barat lantai satu dan dua dilakukan pemeriksaan tensi dan deteksi dini kanker payudara sadarnis dengan alat peraga.
Awalnya target dari kegiatan yang berlangsung pukul 09.00-16.00 WIB ini hanya sekitar 100 pedagang. Yuli mengatakan, ternyata baru sampai pukul 11.00 WIB yang memeriksakan diri sudah lebih dari 100 orang.
Salah seorang pedagang di Pasar Beringharjo, Suryatmi mengaku baru kali ini di Pasar Beringharjo ada deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. ''Karena itu saya ingin periksa di sini. Karena ingin tahu kondisi saya,''kata Suryatmi.
Ketua PP Aisyiyah Noordjannah Djohantini mengatakan Aisyiyah menggelar kampanye deteksi dini kanker payudara dan leher rahim (serviks) serentak di 11 kabupaten. Karena kanker payudara dan kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak pertama dan kedua pada perempuan.
Penderita kanker payudara di Indonesia mencapai 40 per 100 ribu perempuan. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada 2014 terdapat 12.014 pasien kanker payudara yang rawat inap dan jalan.
Jika terdeteksi sejak dini, peluang sembuh mencapai 96 persen. Sayangnya 70 peren pasien kanker terdeteksi pada stadium lanjut. Di DIY sendiri berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 menempati peringkat pertama prevalensi kanker pada penduduk semua umur sebesar 4,1.
"Di tengah tingginya angka kematian perempuan akibat kanker payudara dan kanker serviks, mau tidak mau harus dicegah antara lain dengan gerakan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks," kata Noordjannah menambahkan.
Deteksi dini tersebut melalui tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat maupun Pap Smear untuk kanker serviks dan periksa payudara klinis (Sadarnis) untuk kanker payudara.