Jumat 30 Oct 2015 06:27 WIB

HMI: Konteks Bela Negara Perlu Dikaji Ulang

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia (kedua kanan) berbincang dengan Ketua PB HMI Arief Rosyid (kiri), Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono (kedua kiri) dan Staf Ahli Bidang Informasi dan Komunikasi Kemenpora Amung Ma'm
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia (kedua kanan) berbincang dengan Ketua PB HMI Arief Rosyid (kiri), Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono (kedua kiri) dan Staf Ahli Bidang Informasi dan Komunikasi Kemenpora Amung Ma'm

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Arief Rasyid menilai konteks bela negara harus dikaji ulang.

Menurutnya konteks bela negara saat ini jangan hanya terbatas pada bidang politik dan pertahanan saja, namun juga bela negara dalam bidang ekonomi.

"Sumatra dan Jawa hampir 80 persen anak mudanya berkumpul di Jakarta. Maka pembangunan itu ada di kota ini. Penggeraknya juga disini," ujarnya.

Ia melanjutkan, Indonesia memiliki kekuatan yang luar biasa dari sisi jumlah anak muda. Kekuatan tersebut harus bisa dimaksimalkan untuk membentuk dan mendorong mereka turut serta dalam memajukan bangsa terutama dari sisi ekonomi.

"Kita harus bawa keluar apa yang ada di Indonesia untuk bersaing di dunia luar. Indonesia memiliki 66 juta anak muda. Anak muda adalah agent of change," katanya.

Arief menambahkan, kalau anak muda Indonesia kuat, Indonesia tidak harus berpikir tentang bela negara. Yang seharusnya menjadi fokus perhatian adalah bagaimana memanfaatkan potensi anak muda yang ada saat ini untuk menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement