REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengancam akan menarik mundur dari pembicaraan damai di Suriah, Senin (2/11). Keputusan itu akan diambil melihat peran negatif yang dimaikan seternya di kawasan, Arab Saudi.
"Pada putaran pertama, sejumlah negara, terutama Saudi memainkan peran negatif dan tak konstruktif, Iran tidak akan berpartisipasi jika pembicaraan tak berguna," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ami Abdollahian seperti dikutip ISNA.
Negara-negara berpengaruh, termasuk Arab Saudi dan Wina bertemu di Wina, Jumat pekan lalu untuk membahas solusi politik di Suriah. Namun pertemuan itu gagal melahirkan konsensus mengenai masa depan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Bagi Iran dan sekutunya Rusia, hanya rakyat Suriah sendiri yang bisa menentukan nasib Assad. Sebaliknya, Saudi dan negara-negara Barat serta negara Teluk lainnya menginginkan Assad turun.
Menurut Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Juberi, masalah utama dalam pertemuan Wina adalah tentang kapan Presiden Assad harus turun. Kemudian penarikan pasukan asing dari Suriah, terutama tentara Iran.