REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Puluhan ribu benih ikan air tawar yang dibudidayakan di Balai Pengembangan Budidaya Ikan Tawar (BPBIAT) Kota Cirebon, mati. Hal itu menyusul terjadinya suhu panas yang berlangsung selama musim kemarau beberapa bulan terakhir.
Kepala Seksi Perikanan Dinas Kelautan Perikanan Peternakan dan Pertanian (DKP3) Kota Cirebon Heru Herwanto menjelaskan, setidaknya ada dua jenis benih ikan air tawar yang dibiakkan. Yakni nila dan lele. ''Benih lele 100 persen mati,'' kata Heru, di Cirebon, Selasa (3/11).
Sedangkan benih ikan nila, kata Heru, tingkat kematiannya sekitar 60 persen. Dia menyatakan, masih ada sekitar 15 ribu benih yang masih bisa bertahan hidup.
Heru menjelaskan, suhu panas telah mengganggu perkembangan biologis ikan saat pemijahan atau pelepasan telur dan sperma untuk pembuahan. Tak hanya pada benih, suhu panas juga membuat ikan-ikan kecil tak bisa bertahan.
''Walau produksi benih ikan air tawar turun, tapi pendapatan BPBIAT tetap tinggi,'' kata Heru.
Heru menyebutkan, dari target pendapatan asli daerah (PAD) untuk penjualan benih ikan air tawar tahun ini yang mencapai sekitar Rp 15 juta, hingga Oktober sudah mencapai Rp 13,85 juta.
Kepala UPTD BPBIAT, Dedi Supriadi menambahkan, produktivitas ikan air tawar saat kemarau memang rentan mengalami kegagalan. Hal ini karena, benih ikan yang kecil tidak mampu bertahan hidup dalam temperatur air yang panas.
''Apalagi, kolam budidaya ikan air tawar juga kekurangan air di musim kemarau ini,'' ujar Dedi.