REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Presiden pertama Indonesia Sukarno, Rahmawati Soekarnoputri mengaku heran dan aneh dengan sikap politik DPR, khususnya fraksi-fraksi di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang ngotot memperjuangkan kepentingan politiknya melalui Panitia Khusus (Pansus) Pelindo II.
"Ada apa masalah Pelindo II diuber-uber? Sampai-sampai DPR bikin Pansus segala," kata Rahmawati, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu(4/11).
Bagi Rahmawati, apa yang terjadi di DPR dengan membentuk Pansus Pelindo II jelaslah sangat aneh dan mencurigakan. "Aneh masalah korporasi kok jadi masalah negara. DPR seperti turun kelas," ujarnya.
Menurut Rahmawati, seharusnya DPR itu menyoroti kasus besar. Kalaupun membuat pansus, harusnya untuk mengusut kasus megakorupsi seperti BLBI yang merugikan negara hingga Rp600 triliun, dan kasus Century.
"Jadi fair, DPR kan legislatif vis a visnya dengan pemerintah/eksekutif, bukan ngurus korporasi/Pelindo yang sifatnya hanya operator bukan regulator yaitu kementerian," katanya.
Dengan DPR membentuk pansus, sekarang efeknya penegak hukum pun jadi saling pasang kuda-kuda. "Kok makin semrawut penguasa sekarang sampai bikin pansus segala," katanya.