Rabu 04 Nov 2015 19:55 WIB

Bandara Ditutup, 231 Penumpang Pilih Jalan Darat

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Nidia Zuraya
Bandara Ngurah Rai di Bali.
Foto: Antara
Bandara Ngurah Rai di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Akibat penutupan Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, sebanyak 231 penumpang memilih pindah ke jalan darat. Mereka diangkut armada yang disiapkan secara gratis oleh PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Ngurah Rai.

"Sejak tadi pagi sudah kami siapkan bus maupun kendaraan kecil untuk angkut mereka," kata CO GM Angkasa Pura I, I Gusti Ngurah Ardita.

Kepada Republika, Di Bandara Ngurah Rai, Rabu (4/11), Ardita mengatakan, penyiapan kendaraan ke Terminal Ubung merupakan bagian dari pelayanan bandara. Kendati hal itu bukan menjadi tanggungjawab pengelola bandara, namun pihaknya tetap ingin memberikan pelayanan.

Bedasarkan data, pihak bandara sudah menyiapkan lima bus dan belasan kendaraan keluarga untuk mengangkut penumpang ke Ubung. Kendaraan berukuran kecil itu kata Ardita, dioperasikan bila ada penumpang yang ingin cepat berangkat, sementara merasa kelamaan menunggu bus penuh.

Kendati sudah disiapkan kendaraan ke Ubung, banyak penumpang yang kebingungan. Mereka umumnya sangat minim dengan informasi kondisi dan kesiapan armada antar provinsi di Terminal Ubung. "Saya mau ke Jakarta, apa masih ada bus ke sana malam ini ya," kata Bonang.

Warga yang mengaku asal Medan, Sumut itu mengatakan kebingungan, transportasi apa yang harus digunakan ke Jakarta. Kendati dia kemudian memutuskan perjalanannya ke Surabaya melalui darat dan akan meneruskan ke Jakarta dengan pesawat. Cara itu dipilihnya untuk menghemat waktu perjalanan.

"Kalau naik kereta api memang nyaman. Tapi kalau dari Bali ke Jakarta bisa dua hari," katanya menceritakan informasi yang dia dapat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement