REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih berlanjutnya pergerakan positif dari sejumlah harga komoditas di Asia mampu membuat laju dolar AS terlihat menurun.
Namun memang jika dibandingkan dengan beberapa mata uang Asia, dolar AS justru terlihat menguat antara lain terhadap AUD, CNY, JPY, KRW, dan beberapa lainnya.
Adanya ekspektasi positif terhadap rilis gross domestic product (GDP) yang akan diumumkan hari ini Kamis (5/11), rilis kebijakan paket ekonomi jilid VI, hingga perkiraan akan penurunan suku bunga BI rate mampu menguatkan rupiah sehingga laju kenaikannya pun masih tertahan. Harapan kami pun dapat tercapai dengan kenaikan ini.
Laju rupiah yang dapat kembali menguat memberikan peluang yang baik untuk dapat melanjutkan kenaikannya. Diharapkan sentimen yang ada dapat membantu laju rupiah bertahan di zona hijaunya. Oleh karena itu, tetap cermati sentimen yang akan muncul.
"Terlihat laju rupiah sedang mempertahankan tren kenaikannya. Tentu saja tren ini dapat bertahan sepanjang belum ada sentimen negatif yang menahan peluang kenaikan tersebut," ujar kepala analis riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id Rabu (4/11) malam.
Dia berharap sentimen-sentimen tersebut mampu membantu rupiah agar dapat bertahan di zona hijaunya. Oleh karena itu, tetap cermati sentimen yang akan muncul. Laju rupiah di atas target resisten 13.580. Rp 13.481-13.390 (kurs tengah BI).