REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dua kubu Partai Golkar sepakat fokus memenangkan pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember nanti. Setelah menggelar silaturahim nasional untuk mencairkan komunikasi dua kubu, Ancol dan Bali, keduanya sepakat untuk membentuk tim penjadwalan kampanye di pilkada.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar hasil munas Ancol, Zainudin Amali mengatakan, dua kubu sepakat akan melakukan kampanye bersama. Ini untuk menurunkan ketegangan partai berlambang pohon beringin ini di daerah.
Sebab itu, dibutuhkan tim yang beranggotakan perwakilan dua kubu, baik kubu Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie. Tim ini yang akan bertugas menyusun jadwal kampanye petinggi partai Golkar.
"Dalam kampanye bisa bareng (Agung dan Aburizal), dan juga bisa berbagi tugas," kata Amali di kantor DPP Partai Golkar, Jumat (6/11).
Amali menambahkan, dari pihak Agung Laksono sudah mengirimkan tiga nama yang masuk dalam tim penyusun jadwal ini. Yaitu, Lamhot Sinaga, Sabil Rachman, dan Veno Tetelektar.
Semuanya merupakan wakil sekretaris jenderal kubu Agung. Jumlah tiga perwakilan untuk menyusun jadwal ini merupakan kesepakatan dengan kubu Aburizal Bakrie. Namun, Amali belum mengetahui siapa nama-nama yang diajukan Aburizal dalam tim penyusun jadwal kampanye ini.
Ketua Umum Partai Golkar hasil munas Bali, Aburizal Bakrie usai memimpin rapat tertutup menyampaikan, sudah ada kesepakatan antara dua kubu untuk membentuk posko dan tim kampanye. Tim ini yang akan memutuskan siapa yang pergi dalam kampanye partai Golkar dan kemana perginya.
Ini langkah positif untuk mendukung calon kepala daerah yang diusung maupun didukung Partai Golkar. "Bersama Pak Agung sepakat untuk memutuskan siapa yang pergi, kemana. Untuk mendukung calon yang diusung dan didukung Partai Golkar," kata Aburizal.
Aburizal menambahkan, untuk persoalan teknis tim ini akan diserahkan pada Nurdin Halid dan Yorrys Raweyai. Termasuk nama-nama yang akan masuk dalam tim ini dari kubunya.
Yang pasti, imbuh dia, seluruh anggota fraksi Golkar harus turun ke daerah pemilihan masing-masing untuk mendukung calon-calon yang diusung dan didukung. Sementara itu, Yorrys Raweyai mengatakan, pascapenetapan nama calon kepala daerah oleh KPU, Golkar harus melanjutkan proses tahapan pilkada, misalnya kampanye.
Dalam pembicaraan di internal Golkar, menyepakati dibentuk tim. Tim ini yang akan memulai komunikasi dan menyesuaikan jadwal kampanye di daerah-daerah.
Meskipun, Golkar sudah tidak mungkin menambah nama untuk menjadi juru kampanye, namun, minimal kehadiran tokoh pimpinan Golkar dinilai sangat berpengaruh pada kondisi psikologis konstituen.
"Baik Agung atau Aburizal, moral itu akan ada, itu akan memerbaiki suasana psikologis di daerah, dari pada ribut-ribut seperti ini," katanya.