Senin 09 Nov 2015 19:50 WIB

Australia Akan Boyong 200 Pengusaha ke Jakarta

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Australia Andrew Robb menyatakan pihaknya menghendaki agar lebih banyak lagi perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia dan begitu pula sebaliknya. Karena itu pula dia berencana akan datang ke Jakarta dengan membawa sekitar 200 pengusaha Australia.

"Kami butuh kehadiran yang lebih besar, kami butuh ribuan perusahaan Australia, kecil dan besar, untuk kami hadirkan di Indonesia," katanya baru-baru ini.

Menteri Robb menjelaskan, pebisnis Australia perlu meningkatkan pemahaman budaya Indonesia, dan begitu pula pebisnis Indonesia bisa lebih memahami budaya di Australia.

"Jadi kami harus terkait, harus memiliki pemahaman lebih baik akan perbedaan budaya di Indonesia, kami punya kesempatan lebih baik untuk mengambil keuntungan dari kekuatan Indonesia. Sama juga untuk Indonesia, mengambil keuntungan dari kekuatan Australia. Itulah mengapa kami membawa serta 200 pebisnis untuk bergabung dengan kami di Indonesia," tuturnya.

Salah satu sektor yang sangat kuat dalam hubungan perdagangan kedua negara adalah ekspor-impor sapi. Kuota impor sapi Australia yang diberlakukan Indonesia naik-turun selama beberapa tahun ini. 

Hal itu disebabkan berlakunya sistem kuota impor sapi pertiga bulanan (kuartal) yang diterapkan pemerintah Indonesia.

"Indonesia telah membeli ternak hidup dari kami selama bertahun-tahun dan kami butuh kepastian. Isu besarnya adalah bisakah kami mendapatkan kuota tahunan?" katanya.

Sebelum tahun 2015, imbuh Andrew, memang ada kuota tahunan itu. Kuota tahunan memberikan kepastian bagi produsen atau peternak dan menjaga stabilitas harga.

"Jika Anda mendapatkan kuota tahunan itu akan lebih memberikan kepastian bagi produsen," jelasnya. Kedua, jika jumlah ternak hidup sudah diketahui jumlahnya cukup, maka harga bisa dijaga. 

Menteri Robb juga menyatakan komitmen pemerintah Australia untuk membantu Indonesia mengembangbiakkan sapi sendiri.

Selain pengembangbiakkan sapi, Australia juga siap meningkatkan kemampuan petani di negara-negara ASEAN, utamanya di Indonesia, agar menghasilkan pangan dan sayur berkualitas.

Terkait dengan rencana kedatangan sekitar 200 pengusaha Australia ke Indonesia, Menteri Robb menjelaskan, Indonesia sebagai negara berkembang pesat sangat penting bagi Australia.

Selain Indonesia, Australia juga mengembangkan fokus perhatiannya pada negara ASEAN lainnya.

"Kami sudah memiliki hubungan yang cukup lama di negara ASEAN, secara sungguh-sungguh, dan jutaan anak muda di ASEAN telah mengenyam pendidikan di Australia," jelasnya.

"Untuk negara ASEAN lain, mereka adalah tetangga, terutama Indonesia, adalah tetangga terdekat, sangat penting dalam pandangan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di wilayah." tambah Menteri Robb.

Bulan September lalu, Menteri Robb juga telah mengunjungi Indonesia dan bertemu mitranya Mendag Thomas Lembong.

"Saya mendapatkan pandangan bahwa mereka menyukai Australia, dan sebaliknya, Australia suka Indonesia. Tapi saya merasa bahwa 15-20 tahun terakhir, kami saling memandang satu sama lain hanya ada 260 perusahaan Australia beroperasi di Indonesia, itu berarti hanya 1 perusahaan untuk tiap sejuta populasi di Indonesia." paparnya.

"Kami butuh kehadiran yang lebih besar, kami butuh ribuan perusahaan Australia, kecil dan besar, untuk kami hadirkan di Indonesia," tambahnya.

"Jadi kami harus berpikir akan dampak yang lebih besar, itulah mengapa kami membawa serta 200 pebisnis untuk bergabung dengan kami di Indonesia," ujar Menteri Robb.

Sekitar 200 perusahaan Australia itu dari 9 sektor bisnis bermaksud untuk berinteraksi, membangun persahabatan, kepercayaan dan membangun banyak kesempatan komersial dengan pihak Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement