REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTMAS ISLAND -- Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton mengatakan sekelompok kecil kriminal menyulut kerusuhan di pusat penahanan imigrasi ChristmaS Island.
Kerusuhan dimulai Ahad malam (8/11), menyusul ditemukannya mayat seorang warga Kurdi Iran Fazal Chegeni setelah yang bersangkutan melarikan diri pada Sabtu.
Dutton mengatakan anggota polisi federal dan petugas keamanan perusahaan Serco sudah dikerahkan untuk membantu staf menguasai keadaan di sana.
Akses untuk masuk ke pusat tahanan tersebut sudah ditutup staf pasukan perbatasan Australia dan kendaraan mereka termasuk truk pemadam kebakaran terlihat meninggalkan kawasan tersebut.
Sebuah pesawat medis juga sudah meninggalkan pulau walau masih belum jelas apakah mereka membawa tahanan yang terluka dalam kerusuhan. Departemen Imigrasi kemarin mengatakan staf mereka sudah berhasil masuk ke fasilitas tersebut, dan menguasai ruang administrasi dan klinik kesehatan.
Mereka mengatakan sudah memberikan layanan makanan. Pagar di sekeliling fasilitas masih aman.
Namun mereka masih berunding dengan para pengunjuk rasa untuk memberikan obat kepada mereka yang selama ini memerlukan layanan tersebut.
Dutton mengatakan operasi sekarang sedang dilakukan untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban di sana.
"Kami dengan jelas mengatakan pemerintah tidak akan tunduk begitu saja atas apa yang dilakukan para kriminal tersebut." kata Dutton.
"Laporan yang kami terima menyebutkan petugas hanya mendapatkan sedikit perlawanan, namun ada beberapa kelompok kriminal yang masih menimbulkan keributan, dan polisi federal dan petugas Serco akan menangani mereka."
Sementara itu, seorang tahanan di sana mengatakan fasilitas tersebut masih dikuasai oleh para tahanan, tidak ada petugas di sana, dan terjadi kebakaran di pusat pendidikan.
"Tidak ada petugas di sini, mereka belum lagi datang untuk menguasai keadaan." kata tahanan tersebut.
"Tidak ada obat-obatan untuk mereka yang memerlukan, karena tempat itu tampaknya sudah dirusak juga."
"Saya tidak tahu mengapa tidak ada yang datang. Saya sendiri takut. saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak terlibat, dan mereka membuka semua pintu sehingga mereka bisa keluar dan masuk."
Departemen Imigrasi membantah adanya kerusuhan besar, dan mengatakan laporan gedung di sana hancur karena kebakaran besar tidaklah benar.