REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengacara terdakwa Agus Tai Hamdamai, Hotman Paris Hutapea memaparkan enam fakta yang menunjukkan Margriet Christina Megawe adalah pembunuh anak angkatnya, Engeline Margriet Megawe (Angeline).
Hotman menyimpulkan enam fakta tersebut berdasarkan sidang lapangan yang digelar di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Sedap Malam No. 26 Sanur, Denpasar.
Pertama, Agus dalam keterangannya menyampaikan bahwa dia sempat kembali ke rumah Margriet pada 26 Mei 2015 setelah berhenti bekerja. Agus melihat lubang tempat dikuburnya Angeline sudah tertutup rapi, padahal sebelumnya terbuka.
Kedua, Margriet dalam keterangannya sempat menyatakan bahwa lubang tempat dikuburnya Angeline adalah lubang sampah.
Faktanya, tempat sampah sesungguhnya terletak lebih jauh dari lubang yang menurut Agus sengaja disiapkan untuk mengubur Angeline.
"Rasanya sangat tak masuk akal jika terdakwa (Margriet) tak mengetahui ada jenazah anak angkatnya terkubur di lubang itu sejak 16 Mei hingga 10 Juni," kata Hotman di Denpasar, Selasa (10/11).
Ketiga, saksi polisi yang dihadirkan dalam persidangan sebelumnya mengatakan bahwa jenazah Angeline sudah bisa ditemukan setelah menggali 10 cm.
Kedalaman kubur yang sangat dangkal tersebut menurut Hotman pasti menimbulkan bau busuk dan Margriet tak mungkin tak menyadarinya.
Keempat, si pembunuh sengaja menyiram lubang kubur Angeline dengan air. Hotman mengatakan ditemukannya genangan air hanya di sekitar lubang di TKP, padahal saat itu cuaca panas dan cerah mengindikasikan perbuatan itu dilakukan dengan sengaja untuk menghilangan bau busuk.
Kelima, mantan penyewa rumah kos Margriet, Susiani mengaku sring melihat Angeline bermain dan menari di samping Agus. Jika benar Agus melakukan perbuatan tak senonoh terhadap Angeline, korban tentunya tak mungkin nyaman berada di sekitar Agus. Agus mengaku justru dia beberapa kali membela Angeline ketika bocah malang itu menjadi sasaran amarah ibu angkatnya.
Keenam, Susiani yang merupakan istri dari Rahmat Handono juga mengatakan sering melihat Angeline dipukuli Margriet. Dia beberapa kali mendengar teriakan Angeline saat dipukuli ibunya.
Hal ini diperkuat dengan kesaksian Agus bahwa Margriet pernah memukul wajah dan hidung Angeline hingga mengeluarkan darah.