REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Panglima Armada Republik Indonesia Kawasan Barat (Pangarmabar) Ahmad Taufiqurrohman mengatakan, aksi merompak memang sangat menggiurkan karena, pendapatannya bisa mencapai puluhan juta.
"Kegiatan ini memang sungguh menggiurkan bagi pelaku perompakan karena penghasilan yang cukup besar hingga Rp 15 juta," katanya di Koarmabar, Jalan Bungur Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/11).
(Baca juga: Lima Perompak Ditangkap di Selat Malaka)
WN (44) salah satu pelaku perompakan yang ditangkap di Lereng Gunung Salak, Rabu (11/11) kemarin mengaku sudah empat bulan melakukan aksinya. Setiap aksinya ia bisa meraup Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.
"Selama empat bulan sudah empat kapal yang telah dirompak. Hasil yang diperolehnya bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 6 juta, tergantung barang yang berhasil dibawa," kata WN.
Armabar berhasil menangkap lima orang perompak yang tergabung dalam sindikat besar perompak Selat Malaka, pada Rabu (11/11) di tempat persembunyian mereka Lereng Gunung Salak, Desa Gunung Sari, Bogor Jawa Barat.
Kelima perompak yang berhasil dibekuk adalah WN (44), KM (21), CK (35), WY (23) dan RM (32). Satu orang perompak berinisial CK alias GL sempat mencoba melarikan diri melalui jendela, sehingga harus dilumpuhkan dengan satu timah panas bersarang di paha kanannya.
Adapun, para pelaku perompakan melakukan aksinya ketika kapal sedang lego jangkar. Pada saat itu, para pelaku langsung naik ke kapal dan mengambil barang yang bisa diambil tanpa diketahui pemilik kapal. Biasanya, mereka mengambil barang atau spare part tanpa mengancam.
Dalam penggerebekan tersebut, Koarmabar juga berhasil mengamankan barang bukti seperti tiga unit kendaraan mobil, dan uang belasan juta rupiah.
Salah satu pelaku berinisial WN (44) mengaku sudah empat bulan melakukan aksi perompakan terhadap kapal-kapal yang sedang lego jangkar di tengah laut pada malam hari. Selama empat bukan, ia sudah berhasil merompak empat kapal. Ia pun sudah bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.