REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cina merayakan Hari Nasional Jomlo atau National Singles' Day setiap 11 November. Hari Nasional Jomlo ini dimulai pada 1993.
Seperti dilansir Time, Selasa, (10/11), Pakar Kencan Yue Xu mengatakan, konsep single atau jomlo artinya seseorang yang mencari teman kencan. Pada awal 1990-an konsep tersebut termasuk konsep baru di Cina.
Bagi masyarakat era 1990-an, konsep kencan atau berpacaran sebelum menikah itu tidak biasa di Cina. Sebab, gadis-gadis belia, begitu memasuki masa puber langsung dijodohkan oleh orang tuanya untuk menikah. Tapi, budaya ini mulai berkurang sejak pemerintah menerapkan kebijakan untuk mengurangi populasi penduduk dengan menunda usia pernikahan.
Hari Nasional Jomlo saat ini banyak diisi dengan berbelanja di mal. Tapi, sesungguhnya Hari Nasional Jomlo awalnya merupakan penanda terjadinya revolusi seksual di Cina.
Revolusi seksual terjadi dengan bergesernya hubungan seksual. Semula, hubungan seksual hanya dilakukan dalam pernikahan, tapi awal 1990-an hubungan seksual bisa dilakukan pada masa pacaran sebelum menikah. Ini terjadi karena pemerintah menunda usia menikah di Cina demi mengontrol perkembangan penduduk.
Sementara itu, pakar seks Liu Dalin mengatakan, kebijakan Pemerintah Cina untuk menunda usia perkawinan ikut mendorong pesatnya kaum muda untuk berkencan atau berpacaran. Hari Nasional Jomlo dimulai sejak 1993.
Berdasarkan survei terhadap kehidupan seksual warga Cina, sebanyak 89 responden setuju melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Banyak kaum muda Cina yang belum menikah aktif secara seksual.
Oleh karena itu, Liu berharap, pemerintah memberikan edukasi seks yang lebih baik, membahas isu prostitusi, dan merespons masalah penyebaran AIDS dengan lebih baik dan responsif. Kebijakan larangan menikah sebelum 20 tahun bagi wanita dan 22 tahun bagi pria untuk mengontrol kelahiran membuat kaum muda banyak yang menjomlo. Tapi, meski jomlo mereka tidak sabar untuk melakukan hubungan seksual. Akhirnya, banyak yang melakukan hubungan seks sebelum menikah.