REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Agus Riswanto, paman dokter Dionisius Giri Samudro atau dokter Andra terisak saat menerima secara resmi jenazah keponakannya, Jumat (13/11) di RPX Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Di mata Agus, Andra dikenangnya sebagai pribadi yang rajin bekerja.
"Andra itu rajin, senang membantu pasien di mana pun membutuhkan. Sebelum berangkat ke Dobo, dia sempat membantu pasien-pasien di Bekasi. Sampai ke pelosok-pelosok juga," ungkap Agus sambil menahan isak tangisnya. (Baca Juga: Dedikasi Sang Dokter Muda yang Dibayar Nyawa).
Agus juga mengenang, Andra tabah dalam menjalankan tugas. Dalam kondisi apa pun, dia tidak pernah mengeluh. Menurut Agus, dia pernah mendengar bahwa saat bertugas makanan yang dia makan hanya seadanya. Namun dia tidak mengeluh. "Dia pun tidak suka bolos tugas," lanjut Agus mengenang.
Jika Agus masih sempat terisak, lain halnya dengan ayah sang dokter muda itu, Agustinus Mudjianto. Agus tampak tegar menghadapi kepergian anaknya. Mata pria 57 tahun ini tampak sembab, tetapi berusaha tersenyum ketika awak media meminta keterangan.
Agustinus mengisahkan, pilihan Andra bekerja sebagai dokter magang di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru murni atas keinginan sendiri. Pilihan itu diambil usai dia dinyatakan lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar pada 2015.
"Andra mendaftar secara online. Kami menyetujui karena memang sudah menjadi pilihannya," jelas Agustinus.