REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanaggung jawab atas serangkaian serangan teror yang terjadi di Ibu Kota Prancis, Paris, Jumat (13/11) waktu setempat.
Dilansir USA Today, Sabtu (14/11), Presiden Prancis Franscois Hollande berjanji akan melakukan serangan balik terhadap aksi yang diklaim dilakukan oleh ISIS tersebut. Hollande menyebut serangan yang menewaskan ratusan nyawa itu sebagai sebuah tindakan perang.
"Prancis akan melakukan hal yang kejam terhadap militan ISIS," ujar Hollande.
Menurut Hollande, negaranya mendapat serangan karena selama ini Prancis senantiasa membela nilai-nilai kebebasan setiap negara. "Serangan ini dilakukan oleh para tentara teroris, ISIS. Mereka ingin melawan Prancis," ujar Hollande setelah melakukan pertemuan keamanan darurat.
Hollande mengatakan, selama tiga hari ke depan, Prancis berada dalam masa berkabung. Untuk mengantisipasi serangan susulan, Pemerintah Prancis telah mengerahkan sebanyak 1.500 tentara tambahan untuk mengamankan kota.