Ahad 15 Nov 2015 14:49 WIB

Santri Harus Belajar Selesaikan Persoalan Masyarakat

Red: Ilham
Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini berharap kepada para santri di seluruh Indonesia untuk tidak sekadar hafal kitab kuning, melainkan juga menjadi problem solver di masyarakat. Santri harus handal dalam menjawab pelbagai tuntutan kehidupan dunia. 

"Sehingga mereka mampu memberikan solusi bagi problem umat dan masyarakat sekitarnya,” kata Jazuli di sela-sela reses peresmian Sekolah Kehidupan setingkat SMA di Pesantren Sirojul Atfal, Desa Banoga, Cisoka, Tangerang, Banten, Sabtu (14/11).

Sekolah Kehidupan yang diresmikan Jazuli Juwaini ini adalah sekolah yang menggabungkan metode pendidikan pesantren dengan kemandirian dan kewirausahaan. Sekolah Kehidupan di Sirojul Atfal ini, selain anak-anak menguasai knowledge dan teori, mereka dididik juga dengan praktek. 

"Praktek ternak lele, praktek ternak kambing, praktek berkebun sayuran jagung dan yang lainnya,” kata legislator dari daerah pemilihan Tangerang Raya ini.

Selain Jazuli, hadir dalam peresmian ini Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kabupaten Tangerang, Wisnu Yudha Mukti. Wisnu mengungkapkan, peresmian sekolah ini sebagai bentuk khidmat PKS untuk rakyat dengan peduli pada dunia pendidikan.

“PKS yang mengusung berkhidmat untuk rakyat sangat peduli dengan persoalan pendidikan. PKS sangat mendukung Sekolah Kehidupan ini dan terus mensupport kegiatan-kegiatannya,” kata Wisnu.

Ketua Yayasan Sirojul Atfhal, Saripudin berharap dengan didirikannya Sekolah Kehidupan ini, para santri yang lulus tidak hanya membawa ijazah, tapi juga memiliki keterampilan yang berguna untuk diterapkan di masyarakat. "Dia bisa menjadi iman atau dai yang berdikari," Saripudin berharap.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement