REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Paris masih syok pasca serangan teror yang terjadi pada Jumat (13/11) lalu. Namun Wakil Kepala Perwakilan KBRI Paris, Asharyadi, menyebut aktivitas warga sudah berangsur normal meski belum seramai seperti sebelum serangan teror terjadi.
“Masih shock dengan keadaan ini. Tapi mereka tidak takut, hanya prihatin,” ungkap Asharyadi melalui sambungan telepon pada Republika.co.id, Ahad (15/11).
Sehari pasca serangan senjata, sambung dia, suasana Paris tak lagi mencekam. Sebab, semua warga tahu pelaku teror telah tewas seluruhnya. Tak ada pelaku yang diburu seperti peristiwa penembakan Charlie Hebdo yang juga terjadi di Paris beberapa waktu lalu.
Kendati suasana telah kembali normal, pemerintah setempat telah meningkatkan pengamanan di segala penjuru kota. Menurut Asharyadi, Menara Eiffel yang menjadi ikon wisata Paris masih ditutup untuk turis. Jalan-jalan kota yang biasanya terdapat keramaian juga terlihat lebih lengang.
Adapun KBRI Paris telah mengeluarkan imbauan pada WNI untuk tetap waspada saat berada di tempat keramaian. Namun, imbauan itu tidak sampai pada larangan untuk bepergian untuk sementara waktu.
Menurut Asharyadi, dari penyusuran yang dilakukan ke tiga rumah sakit yang menangani korban teror Paris, tidak ditemukan adanya warga negara Indonesia. “Sejauh ini KBRI juga tidak menerima laporan mengenai adanya korban WNI. Mudah-mudahan memang tidak ada korban dari kita,” ucapnya.