Ahad 15 Nov 2015 22:31 WIB

Pasangan BeDa: Sulut Perlu Kembangkan Tenaga Listrik Ramah Lingkungan

Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Pilkada Serentak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kebutuhan energi listrik di Sulawesi Utara (Sulut) dinilai sudah sangat tinggi. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari pasangan calon gubernur Sulut Benny Mamoto dan David Bobihoe (BeDa)

"Alternatif tenaga listrik yang ramah lingkungan juga menjadi perhatian kita bersama," ujar Benny saat memaparkan visi dan misinya dalam debat terbuka calon gubernur yang digelar KPU Sulawesi Utara di Ball Room Hotel Sutan Raja, Sabtu (14/11).

Dalam debat terbuka bertajuk "Energi, Lingkungan dan Stabilitas Daerah" itu, Benny menyatakan, tenaga listrik alternatif ramah lingkungan perlu dikembangkan mengingat rasio elektrifikasi di provinsi itumasih sekitar 71,6 persen. "Masih ada 16.050 daftar tunggu yang setara 82,9 MVA. Sedangkan pasokan yang tersedia masih 220,6 MW, dengan tanggungan beban puncak 345 MW," ungkap Benny.

Ia menegaskan, kebutuhan energi Sulut sudah sangat tinggi. Menurut dia, pemerintah Sulut harus bisa memetakan distribusi energi untuk Sulut yang dicanangkan pemerintah nasional sebesar 35.000 MW.

Terkait aspek pertambangan, Benny menyoroti pentingnya penertiban izin-izin tambang liar. Menurut dia, Ppnertiban itu cukup beralasan kuat karena banyak aktivitas pertambangan yang tidak mengindahkan perizinan Amdal.  Aktivitas tambang yang tidak memiliki izin Amdal, tegas Benny, telah menggerus keaslian lingkungan hidup Sulut, yang akan merugikan generasi berikutnya.

Sementara itu, David Bobihoe memaparkan pengembangan potensi-potensi daerah yang memiliki nilai tambah lebih.  David menjelaskan pentingnya penguatan masyarakat dan partisipatif aktif dalam pembuatan kebijakan publik. Menurut dia, menyatu dengan masyarakat adalah salah satu cara membangun spirit pemerintahan pro-rakyat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement