Senin 16 Nov 2015 14:41 WIB

Kapolda Ini Cium Tangan Anak Buahnya, Kok Bisa?

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolda NTB Brigjen Umar Septono mencium tangan anggota Sat Brimob Polda NTB, AKP Lalu Kastari, Sabtu (4/11) lalu.
Foto: NTMC Polri
Kapolda NTB Brigjen Umar Septono mencium tangan anggota Sat Brimob Polda NTB, AKP Lalu Kastari, Sabtu (4/11) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebuah pemandangan yang langka ditemukan, Kapolda Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Umar Septono mencium tangan anak buahnya, anggota Sat Brimob Polda NTB AKP Lalu Kastari pada acara peringatan hari ulang Tahun Brimob di SKIP, Ampenan, Sabtu (14/11).

Kejadian itu berawal saat Kapolda bersalaman dengan para anak buahnya yang akan memasuki masa pensiun. Saat bersalaman dengan AKP Lalu Kastari, pimpinan Polda NTB tersebut langsung mencium tangan dan selanjutnya menyerahkan potongan tumpeng.

Kapolda NTB, Brigjen Pol Umar Septono, mengganggap tindakan mencium tangan Lalu Kastari mengingatkan kepada kedua orang tuanya. Sehingga, saat bersalaman dan mencium tangannya seolah sedang bersalaman dengan orang tuanya.

Tindakannya ini juga untuk mengapresiasi pengabdian Lalu Kastari selama menjadi anggota kepolisian. Pakaian yang dikenakannya merupakan simbol bahwa yang bersangkutan adalah pahlawan di kepolisian NTB.

“Saya merasa bangga sekali diperlakukan itu oleh pimpinan, walaupun pangkat saya rendah, beliau masih mau menghargai saya,” ujar AKP Lalu Kastari yang dikutip dari laman NTMC Polri, Senin (16/11).

Menurutnya, selama bertugas, baru kali ini mendapatkan perlakuan seperti itu dari pimpinan yang memiliki pangkat jenderal. “Beliau mencium tangan saya di depan semua orang, bahkan di sana ada wakil gubernur dan para pejabat provinsi lainnya, itu yang buat saya terharu,” ujarnya.

Ia mengetahui apa yang dilakukan Kapolda merupakan bentuk penghargaan atas pengabdiannya sebagai anggota polri. Selain itu, tindakan yang dilakukan Kapolda membutuhkan kebesaran dan keluasan hati dari seorang pemimpin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement