REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketegangan antarumat beragama yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), pada Senin (9/11) lalu, dibantah oleh Polda Sulut. Ratusan massa yang menyerang pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, Kota Bitung, karena dianggap pembangun masjid belum mendapatkan IMB. Sedangkan, semua persyaratan IMB terhenti karena kelurahan yang enggan menandatangani izin tersebut
Kabid Humas Polda Sulut AKBP Wilson Damanik menyanggah segala pemberitaan tentang konflik karena pendirian masjid di Bitung itu. Menurutnya, masyarakat Sulut, termasuk Kota Bitung selalu menjunjung persaudaraan tanpa pandang agama. (Baca Juga: Pembangunan Masjid di Bitung Diserang Sekelompok Warga).
"Di Bitung itu kalau shalat Hari Raya Lebaran, yang menjaga ya dari masyarakat Nasrani, begitupun kalau Hari Raya Natal maka umat Muslim yang menjaga. Jadi sebenarnya tidak ada konflik agama di masyarakat Bitung," ujarnya saat ditemui di Mapolda Metro Jaya pada Senin, (16/11).
Menurutnya, rencana pendirian rumah ibadah Asy-Syuhada sebenarnya cukup membuatnya heran. Sebab, tidak jauh dari lokasi pendirian rumah ibadah itu sudah berdiri Masjid yang terlebih dulu ada. (Baca Juga: Komnas HAM: Usut Tuntas Peneror Pendirian Masjid di Bitung).
"Kan di dekat situ (rencana masjid Asy-Syuhada) sudah ada Masjid tuh. Lalu kenapa harus dibuat masjid lagi," katanya.
Lebih lanjut, ia mengimbau kepada masyarakat Bitung untuk tenang dan tidak terprovokasi tentang masalah pendirian rumah ibadah itu. Pasalnya, kerukunan umat beragama di Sulawesi, termasuk Bitung merupakan percontohan bagi wilayah lain di Indonesia.
"Kerukunan umat beragama di Sulawesi itu sudah menjadi pilot project bagi wilayah lain," ujarnya. Rizky Suryarandika