REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemkab Indramayu meminta agar bangunan pembagi air bendung Rentang di Pangkalan Pari, Kabupaten Majalengka dipindah ke Kabupaten Indramayu. Pasalnya, air dari bendung itu selama ini mengairi mayoritas areal pertanian di Kabupaten Indramayu.
''Kami mohon pada pemerintah agar bangunan pembagi air dipindahkan ke Rancajawat,'' ujar Bupati Indramayu, Anna Sophanah, Senin (16/11).
Anna mengatakan, areal pertanian di Kabupaten Indramayu sebagian besar pengairannya bersumber dari bendung Rentang di Kabupaten Majalengka. Namun, Kabupaten Indramayu sulit mendapatkan pasokan air dengan cukup dari bendung itu, terutama saat musim kemarau.
Menurut Anna, pembagian air di Pangkalan Pari selama ini kerap dijaga dan diperjualbelikan oleh preman. Karenanya, guna mengamankan pasokan air untuk Kabupaten Indramayu, jajaran Kodim 0614 dibawah komando Dandim 0614, Letkol Zainudin, bahkan sampai harus mendirikan tenda dan berjaga di lokasi tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako menambahkan, luas areal pertanian di Kabupaten Indramayu mencapai 117.952 hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 74 ribu hektare di antaranya bergantung pada pengairan yang bersumber dari bendung Rentang.
Selain untuk Kabupaten Indramayu, air dari bendung Rentang juga mengairi sekitar 500 hektare areal pertanian di Kabupaten Majalengka. Karenanya, bangunan pembagi air yang didirikan di Pangkalan Pari, Kabupaten Majalengka dinilai tidak tepat.
''Indramayu 74 ribu hektare, Majalengka hanya 500 hektare. Masak iya bangunan pembagi airnya didirikan di Majalengka yang lebih sedikit areal pertanian yang diairinya,'' keluh Firman.
Firman berharap, bangunan pembagi air yang kini ada di Pangkalan Pari, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka segera dipindah ke Rancajawat, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Dengan demikian, Kabupaten Indramayu tidak lagi mengalami kesulitan mandapatkan pasokan air, terutama saat musim kemarau.
Firman menambahkan, areal pertanian di Kabupaten Indramayu selama ini selalu dihadapkan pada masalah kekurangan air di musim tanam gadu (kemarau). Kondisi itu menjadi kendala dalam pencapaian produksi padi.
Firman menyebutkan, produksi padi di Kabupaten Indramayu selama ini rata-rata diatas 1,5 juta ton per tahun. Sedangkan kebutuhan konsumsinya hanya 250 ribu ton dan diserap Bulog sekitar 150 ribu ton. Dengan demikian, produksi padi di Kabupaten Indramayu mencapai lebih dari satu juta ton. ''Saya mohon pemerintah memperhatikan (pertanian) di Kabupaten Indramayu,'' tandas Firman.