REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Harvard University pada Senin (16/11) waktu setempat, menyatakan telah menerima ancaman bom "yang belum dikonfirmasi" dan membuat universitas tersebut mengosongkan empat bangunan di kampusnya.
"Kami menerima ancaman bom yang belum dikonfirmasi dan mempengaruhi Pusat Sains, serta Gedung Sever, Emerson dan Thayer di Kampus Cambridge," kata universitas tersebut di jejaringnya.
Peringatan pertama kali diposting di jejaring resminya pada pukul 12.31 waktu setempat dan administratur universitas mengatakan semua empat gedung telah dikosongkan dan pejabat pelaksana hukum berada di lokasi.
Berita mengenai kemungkinan ancaman bom beredar cuma beberapa jam setelah Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) John Brennan memperingatkan serangan lain mungkin terjadi setelah serangan pada Jumat oleh kelompok yang diduga sebagai Negara Islam di seluruh Ibu Kota Prancis, Paris, Jumat (13/11).
Beberapa laporan juga beredar pada Senin mengenai rekaman video baru oleh kelompok fanatik, demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa (17/11) pagi. Kelompok itu mengaku berencana "menyerang Amerika Serikat di jantungnya di Washington" dan negara lain yang telah ikut dalam serangan anti-Negara Islam (IS) juga akan menjadi sasaran kelompok tersebut.
Menurut jaringan televisi AS, CNN, juru bicara bagi Biro Penyelidikan Federal dalam reaksi terhadap rekaman video itu pada Senin mengatakan pada saat ini "tak ada ancaman khusus atau yang bisa dipercaya terhadap Amerika Serikat".
Sejauh ini, masih belum jelas apakan ancaman bom yang belum dikonfirmasi tersebut dan diterima oleh Harvard University berkaitan dengan video IS/ISIS.