REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kabupaten Aceh Tengah dinilai memiliki potensi agrowisata yang akan mampu menyedot para pelancong datang ke daerah tersebut, kata peserta Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) asal Italia, Magda Katsura.
"Potensi yang dimiliki cukup besar dan ini harus dioptimalkan sehingga Kabupaten Aceh Tengah akan menjadi salah satu destinasi yang diperhitungkan nanti," katanya di sela-sela mengunjungi kebun kopi milik masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah, Kamis (19/11).
Ia mengatakan Kabupaten Aceh Tengah memiliki hamparan kebun kopi yang luas yang bisa menarik para tamu untuk menikmati keindahan alam dan potensi tersebut tidak dimiliki oleh semua daerah.
Menurutnya infrastruktur dasar seperti jalan, jaringan listrik sudah memadai, bahkan sebagian wilayah di kabupaten berhawa dingin tersebut sudah memiliki akses 3G. "Semua potensi yang dimiliki saat ini perlu dipoles sedikit lagi sehingga dapat diakses oleh siapa saja," katanya.
Pebisnis kopi asal Roma itu juga tertarik agar daerah penghasil kopi arabika tersebut menjadikan kebun kopi rakyat sebagai objek wisata.
Ia mencontohkan untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya dengan membangun penginapan di tengah kebun kopi, lengkap dengan segala fasilitas, termasuk WiFi.
Menurut dia agrowisata identik dengan aktivitas yang menyatu dengan alam, dimana setiap orang dapat melihat secara langsung bagaimana kopi terbaik di dunia tumbuh dan dikelola oleh para petani.
Kunjungan delegasi SCAE ke Dataran Tinggi Gayo, merupakan balasan dari partisipasi Pemerintah Aceh tepatnya Badan Investasi dan Promosi Aceh, Pemkab Aceh Tengah dan Pemkab Bener Meriah yang sebelumnya menghadiri undangan SCAE pada ekspo kopi dunia di Gothenburg Swedia pada Juni 2015.
Menurut Bupati Kabupaten Aceh Tengah Nasaruddin kunjungan tim tersebut merupakan peluang yang sangat baik bagi daerah penghasil kopi arabica tersebut untuk memperbesar ekspor langsung ke Eropa.