REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman meminta agar masayrakat mewaspadai banjir lahar hujan.
Karena saat ini masih terdapat 40 juta meter kubik material vulkanik yang masih bertahan di hulu sungai di Lereng merapi. Kondisi ini berpotensi menjadi banjir material di aliran sungai berhulu Merapi memasuki musim penghujan mendatang.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono menuturkan ancaman banjir lahar hujan meningkat seiring tingginya potensi hujan deras di Sleman sekarang. Berdasarkan pengalaman seusai Erupsi merapi 2010 banjir lahar sangat perlu diwaspadai, jika curah hujan sudah mencapai 30 milimeter per jam.
Saat ini BPBD sendiri sudah mengupayakan mitigasi bencana. Di antaranya dengan menyosialisasikan ancaman bencana banjir lahar hujan kepada masyarakat.
"Kami juga sudah menyiagakan relawan dan memasang early warning system (EWS)," ujar Heru, Kamis (19/11).
Menurutnya saat ini terdapat 13 EWS yang tersebar di tiga aliran sungai yang berhulu Lereng Merapi. Antara lain Kali Gendol, Boyong, dan Opak. Pemasangan EWS tersebut, kata Heru dilakukan berdasarkan pemetaan wilayah aliran yang rawan terdampak.
Hingga sekarang EWS masih dioperasikan secara manual oleh para relawan penjaga. Maka itu selain mengoptimalkan penggunaan EWS, BPBD juga berupaya memperkuat koordinasi dengan masyarakat dan relawan yang bertugas untuk mengamati aliran banjir lahar hujan.
Heru mengemukakan, karakter banjir lahar hujan tidak terjadi sekaligus, namun bertahap. Sehingga perlu ada pengawasan secara visual yang dilakukan oleh relawan melalui EWS manual, Selanjutnya relawan bertugas untuk memberikan peringatan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah aliran sungai.
Adapun sistem peringatan yang diterapkan terdiri dari tiga tahap, yakni siaga 3, siaga 2, dan siaga 1. “Setiap tahapannya perlu adanya pengamatan visual. Sehingga masyarakat tidak panik saat terjadi banjir lahar hujan. Ini sesuai dengan ketentuan yang ada,” papar Heru.
Sementara itu, Penjabat Bupati Sleman, Gatot Saptadi sudah mengintruksikan pembuatan rencana kontijensi untuk menghadapi ancaman bencana banjir lahar hujan. Ia berharap melalui rencana kontijensi tersebut dampak bencana banjir lahar hujan dapat diminimalisir. Termasuk menyiapkan masyarakat untuk lebih waspada.
Gatot juga mengatakan, berbagai instansi di Pemkab Sleman sudah berkoordinasi untuk membangun kesiapsiagaan bencana.
"Semua data yang diperlukan akan disinkronkan bersama BPBD Sleman untuk kesiapsiagaan bencana," katanya.
Terkait keamanan aktifitas penambangan material secara manual oleh masyarakat, Pemkab Sleman akan mengoptimalkan relawan untuk memberikan pemahaman dan edukasi pada para penambang. Kegiatan penambangan manual sendiri tidak dapat dihentikan, karena merupakan mata pencaharian masyarakat.