REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok pemantau mengatakan serangan udara Rusia di Suriah telah menewaskan lebih dari 400 warga sipil sejak September 2015.
Kelompok monitoring Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) melaporkan sedikitnya 526 tewas, termasuk 137 anak-anak akibat serangan udara Rusia. SNHR menambahkan, setidaknya 100 ribu orang mengungsi dari Aleppo karena serangan udara Rusia.
Sementara 1.000 lainnya melarikan diri sebuah kamp untuk pengungsi di Atma, di pinggiran Kota Idlib. Sementara kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris (SOHR) mengatakan, jumlah korban tewas ketika serangan Rusia yang diluncurkan pada 30 September hingga 20 November menewaskan 403 warga sipil, termasuk 97 anak-anak.
‘’Pada Ahad (22/11), serangan udara pemerintah menewaskan sedikitnya tujuh orang, termasuk tiga anak, di Douma, Sedikitnya tujuh warga sipil tewas dalam serangan udara pemerintah di Aleppo pada Sabtu (21/11),’’ kata SOHR seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (23/11).
Sejak Oktober lalu, setidaknya 42.234 serangan udara telah didokumentasikan. Selain itu, lebih dari 22.370 bom barel juga telah dijatuhkan pada periode yang mengakibatkan kematian 6.889 warga sipil, termasuk 1.436 anak-anak dan melukai 35.000 warga sipil lainnya.
Sedikitnya 100 ribu orang telah melarikan diri dari Aleppo, sementara 1.000 lainnya melarikan diri sebuah kamp pengungsi di pinggiran kota Atma Idlib.
Pada Jumat (20/11), Rusia menembakkan rudal jelajah dari Laut Kaspia te target kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Para pejabat Rusia dan Suriah mengklaim jet mereka menghantam 50 target ISIS di Provinsi Deir Az Zor.