REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Polisi menembakkan gas air mata pada pengunjuk rasa yang melemparkan proyektil kepada mereka di Paris pada Ahad (29/11). Menjelang KTT perubahan iklim PBB pada Senin (30/11), para aktivis tersebut mendesak pemerintah untuk melakukan tindakan terhadap pemanasan global
Sekelompok aktivis bertopeng melakukan kekerasan di dalam unjuk rasa tersebut, dan beberapa dari mereka meneriakkan. "Negara darurat, negara polisi, Anda tidak akan menghalangi kita dari hak kita untuk menunjukkannya."
Seperti dilansir dari Teleghraph, Senin (30/11), seorang pemuda, Ricard berteriak "Malu pada Republik" kepada polisi di alun-alun. Ia mengatakan bahwa beberapa dari teman-temannya telah ditangkap. "Pemerintah menggunakan keadaan darurat untuk menekan aktivis lingkungan," kata Ricard
Polisi menangkap 100 orang selama unjuk rasa tersebut berlangsung, dan setidaknya ada 24 aktivis yang telah ditempatkan di penjara Perancis. Hal ini dilakukan untuk menghindari provokasi saat Paris menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim PBB tersebut.
Menjelang KTT perubahan iklim, pemerintah Paris juga akan memperketat Keamanan dengan mengerahkan 2.800 polisi dan tentara untuk menjaga tempat rapat konferensi tersebut di dekat bandara Le Bourget, utara Paris. Sebelumnya, 6.300 petugas lainnya telah dikerahkan lebih dulu.