REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan sedang menyelidiki insiden penembakan di San Bernardino, California. FBI mengindikasi, aksi tersebut merupakan tindakan terorisme.
Dilansir BBC News Sabtu (5/12), Direktur FBI James Comey mengatakan ada indikasi pasangan pelaku telah menjadi radikal. Mereka menurut Comey, berpotensi terinspirasi kelompok-kelompok teroris asing. Tapi menurutnya belum ada bukti mereka bagian dar kelompok militan.
Comey menambahkan, bahwa penyelidikan FBI masih tahap awal. Kata Comey, masih banyak bukti yang 'tak masuk akal'.
Sebelumnya juru bicara FBI David Bowdich mengatakan, mereka juga menyelidiki laporan yang mengatakan salah satu pelaku Tashfeen Malik (27 tahun) telah menyatakan janji setianya dengan Negara Islam Irak dan Surah (ISIS). Ia dilaporkan mengunggah pesan di akun Facebooknya yang berisi dukungan untuk pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Tapi unggahan itu sudah dihapus.
Bowdich mengatakan, pihak berwenang juga sedang mencoba memulihkan data dari dua ponsel yang ditemukan hancur di tempat sampah dekat lokasi penembakkan. Ia mengatakan tampaknya ada pembicaraan antara pasangan penembakan dan orang lain.
"Kami telah menemukan bukti yang menyebabkan kita harus mempelajari perencanaan luas ini," ujarnya.
Penyidik juga sedang menindaklanjuti laporan yang menyatakan Syed Rizwan Farook (28 tahun) yang sempat berdebat dengan rekan kerjanya. Rekan kerja Farook dilaporkan 'mengecam bahaya yang melekat pada Islam', yang membuat mereka berdebat.
Malik lahir di Pakistan dan baru-baru ini tinggal di Arab Saudi. Sementara Farook yang bekerja sebagai inspektur untuk Departemen Kesehatan Lingkungan merupakan anak imigran Pakistan dan lahir di Illinois.
Polisi mengatakan ada 75 hingga 80 orang yang hadir saat insiden penembakan terjadi. Identitas para korban telah dirilis, yang termuda berusia 26 tahun dan tertua 60 tahun.
Kepala polisi setempat Jarrod Burguan mengatakan, tampaknya pasangan suami istri tersebut siap melakukan serangan lagi. Ini terlihat dari temuan polisi di tempat tinggal pelaku berupa peralatan bom, senjata dan ribuan amunisi.
Serangan di San Bernardino merupakan penembakan massal mematikan di AS sejak 26 orang tewas di sekolah di Newtown pada 2012.