REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Pilkada serentak yang digelar tahun ini berjalan lancar pada tahap pemungutan suara. Namun, Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) yang melaporkan dari berbagai daerah, menemukan masih banyak terjadi politik uang.
Wakil Sekretaris Jenderal KIPP Indonesia Girindra Sandino mengatakan, masih marak terjadinya politik uang di Jawa Tengah, seperti di Kabupaten Boyolali, Sragen, Klaten, Sukoharjo, Soloraya, dan Semarang.
"Seperti di Boyolali banyak ditemukan adanya salinan C6 yang dibagikan ke pemilih beserta dengan sejumlah uang Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu, " katanya di Jakarta, Selasa (9/12).
Selain itu, menurut Girindra, ditemukan juga operasi tangkap tangan pelaku politik uang pada H-1 oleh salah satu Tim Sukses (Timses) di Klaten, Dukuh Pulon, Desa Malangan, Kec. Tulung. Di Semarang, kata dia, Operasi Tangkap Tangan (OTT) juga terjadi di Kelurahan Pedurungan Kidul. Hal ini, kata dia, disebabkan ketidakpastian hukum.
"Seharusnya hal penegakan hukum ini sudah selesai di Sentra Gakumdu antara Bawaslu dengan penegak hukum," ujarnya.
Sementara Komisioner KPU, Arief Budiman mengatakan, politik uang di berbagai daerah memang ada, namum tidak banyak. Menurutnya, politik uang yang terjadi pada hari ini hanya bersifat kasuistik.