REPUBLIKA.CO.ID ,JAKARTA -- Kapolri Jendral Badrodin Haiti membenarkan adanya penangkapan tiga orang terduga teroris di Bekasi pada Rabu (23/12) pagi. Salah satu dari terduga teroris tersebut merupakan warga etnis Uighur.
Alli warga etnis Uighur tersebut selama ini memalsukan dirinya sebagai warga negara Indonesia. Namun, sudah berapa lamanya Alli ada di Indonesia masih proses penyelidikan Polri.
"Iya itu salah satunya WNA. Dia selama ini pakai KTP Indonesia. Saat ditangkap ia tidak bisa menunjukan paspornya," ujar Badrodin saat ditemui Republika.co.id di Gereja Katedral, Kamis (24/12).
Alli ditangkap bersama tiga orang lainnya yaitu, Abu Mushab, Andika, dan Nur Rahman. Mereka digrebek di sebuah rumah di Harapan Indah, Bekasi Utara. Alli berperan sebagai pembuat bom dan bersedia sebagai pelaku bom bunuh diri.
Alli masuk ke Indonesia dibawa oleh Nur Rahman melalui Batam. Alii diketahui sempat bermukim di Bangkok dan Malaysia beberapa tahun belakangan.
Sedangkan Andika, salah satu tersangka merupakan salah satu pembuat bom bersama Alli. Otak dari aksi ini diketuai oleh Abu Mushab dan Nur Rahman berperan sebagai perekrut.
Badrodin mengatakan hingga saat ini kepolisian masih mendalami keterangan dari empat orang terduga teroris ini. Mereka menurut penelusuran awal Polri merupakan jaringan dari Sukoharjo Solo dan merupakan jaringan Poso.
"Ya, ini merupakan jaringan Poso dan Sukoharjo solo. Masih satu jaringan," ujar Badrodin.