REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang tahun 2015, Indonesia Police Watch (IPW) mencatat jumlah polisi tewas di seluruh Indonesia sebanyak 18 orang dan 74 orang luka-luka. Ketua Presidium IPW Neta S. Pane menyebutkan para polisi tersebut merupakan korban pengeroyokan, ditembak begal, ditabrak, ditusuk, bentrokan sesama polisi, bentrok dengan TNI dan korban bunuh diri.
Yang menonjol di 2015, kata dia, adalah anggota polisi dikeroyok massa maupun dikeroyok sesama polisi dan TNI. Ia merinci jumlah polisi yang luka-luka dikeroyok mencapai 25 orang. Selain itu ada polisi luka-luka akibat bentrok dengan demonstran dan suporter sepak bola. Sedangkan polisi yang ditembak begal ada tiga orang dan ditusuk begal ada dua polisi.
"Ibu kota Jakarta masih merupakan daerah rawan bagi keselamatan anggota Polri," katanya, Ahad (27/12).
Ia mengatakan di tahun 2015 ada 15 peristiwa yang membuat satu polisi tewas dan 38 lainnya luka.
"Selain itu, di Jakarta tahun 2015 ini ada dua polisi yang bunuh diri, dengan cara menembak kepalanya sendiri. Jika dibanding 2014, angka ini menurun. Di 2014 di ibu kota ada 12 peristiwa yang menyebabkan 4 polisi tewas dan 9 luka," katanya.
Menurut dia, masih tingginya angka kematian polisi saat menjalankan tugas ini perlu dicermati. Bahkan sejak lima tahun terakhir, trennya mengalami peningkatan.
"Yang paling memprihatinkan adalah tren kematian polisi akibat bunuh diri dan ditembak rekannya sendiri. Kasus ini menunjukkan bahwa psikologi sebagian anggota Polri sangat labil dan tidak mampu menahan emosi," katanya.