Ahad 27 Dec 2015 14:55 WIB

Liburan Panjang, Pemerintah Diminta Pikirkan Arus Balik

Rep: c39/ Red: Damanhuri Zuhri
Kemacetan panjang terjadi di Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek, Kamis (24/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Kemacetan panjang terjadi di Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek, Kamis (24/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam mengatasi kemacetan tahun ini, upaya pengaturaan sudah dilakukan pihak terkait, seperti Kementerian Perhubungan dan Polisi.

Tapi, problemnya kondisi tahun ini sebenarnya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga pemerintah harus memikirkan arus balik.

"Ini liburnya banyak dan panjang, mulai dari maulid nabi, natal, liburan sekolah, dan tahun baru," kata pengamat transportasi Universitas Indonesia, Mohammed Ali Berawi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (27/12).

Mohammed mengatakan, tahun kemarin hanya ada liburan natal dan tahun baru. Sementara, kata dia, kondisi saat ini berbeda, karena membuat orang melakukan perjalanan di waktu bersamaan. "Ini membuat orang melakukan perjalanan untuk mudik dan untuk liburan," ujarnya.

Mohammed mengatakan, jika berbicara mobil sudah keluar pasti akan masuk kembali, sehingga pada arus balik tahun ini pemerintah harus segera memikirkan agar kemacetan tidak terjadi lagi.

"Kebiajakan mengeluarkan surat larangan untuk truk berat yang mengangkut di luar bahan-bahan kepentingan publik itu bagus," jelas Mohammed.

Ia menambahkan, untuk mengantisipasinya, pemerintah juga harus melakukan penertiban di simpul-simpul kemacetan, serta melakukan sosialisasi antar moda transportasi, seperti mendorong masyarakat untuk menggunakan kereta dan sebagainya.

Walaupun, kata dia, sarana untuk menggunakan kereta atau moda lainnya sebenarnya saat ini tidak begitu berpengaruh, karena mobil pribadi yang dipakai mudik kemarin tetap harus kembali lagi.

Karena itu, ia menyarankan pihak terkait untuk melakukan sistem pengaturan waktu, sehingga orang bisa menentukan waktu untuk pulang dengan tepat.

"Dalam pengaturan waktu, sebenarnya yang harus dijadikan sasaran adalah orang yang memang tujuan mudik, karena kalau orang yang liburan biasanya planningnya lebih mateng. Yang mudik, itu yang bisa didorong agar tidak kembali secara bersamaan lagi," jelasnya menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement