Selasa 29 Dec 2015 08:31 WIB

Penembakan Warga Palestina oleh Aparat Mesir Picu Kemarahan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Gaza tengah menunggu di ruangan imigrasi perbatasan Gaaz-Mesir di Rafah.
Foto: Reuters
Warga Gaza tengah menunggu di ruangan imigrasi perbatasan Gaaz-Mesir di Rafah.

REPUBLIKA.CO.ID,  KOTA GAZA -- Warga Palestina di Gaza dan media sosial telah menyatakan kemarahan atas kematian seorang pria yang ditembak saat ia menyeberang dari Jalur Gaza ke Mesir.

Seperti dikutip laman Daily Star, Selasa (29/12), dalam sebuah video yang telah menyebar secara dalam jaringan menunjukkan laki-laki berjalan di Mediterania.

Ia kemudian terlihat menyeberangi pagar yang menandai perbatasan antara wilayah Palestina dan Mesir. Penjaga Mesir kemudian melepaskan tembakan. Kemudian seorang yang tampaknya menjadi bagian dari pasukan keamanan Gaza mengingatkan kepada mereka untuk menghentikannya karena orang itu mengalami gangguan mental.

Pejabat dari Hamas, gerakan Islam yang memerintah Jalur Gaza, mengatakan ia menderita penyakit mental. Meskipun ayah dari pria Gaza malang itu membantahnya.

Video diambil pada Kamis (24/12) yang menunjukkan tubuh pria tersebut di pantai. Tentara Mesir sejauh ini belum mengomentari insiden tersebut.

Tanda pagar (tagar) "Mengapa mereka membunuhnya?" telah menyebar di media sosial dan puluhan warga Gaza berdemonstrasi pada Ahad (27/12) untuk menuntut Mesir mengembalikan jasad pria tersebut kepada keluarganya.

Gaza telah berada di bawah blokade Israel sejak 2006. Sementara perlintasan dengan Mesir sebagian besar telah ditutup sejak musim panas 2013 ketika Presiden Mesir Mohamed Mursi digulingkan.

Baca juga, Hizbullah Ancam Serang Israel.

Mesir menuduh Hamas yang bersekutu dengan gerakan Ikhwanul Muslimin mendukung serangan di Mesir.Blokade membuat 1,8 juta warga Gaza secara efektif terperangkap di wilayah yang  tiga kali dilanda perang dengan Israel sejak 2008.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement