Selasa 29 Dec 2015 19:04 WIB

Din Minimi Menyerah, Sutiyoso Sebut Ada Lima Kesepakatan

Rep: intan pratiwi/ Red: Taufik Rachman
Sutijoso
Foto: antara
Sutijoso

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menyerahnya Kepala Kelompok sempalan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Din Minimi, Senin (29/12) mensyaratkan lima poin kepada pemerintah. Kepala BIN, Sutiyoso, mengaku menyanggupi hal tersebut dan sudah mengomunikasikan syarat tersebut ke Presiden.

Sutiyoso menyebut, lima syarat tersebut antara lain pertama, reintegrasi perjanjian helsinki, kedua, penyejahteraan kepada para yatim piatu dan janda janda korban dan kelompok GAM, keempat menghadirkan KPK ke Aceh untuk bisa membongkar banyaknya kasus korupsi di Pemerintah Daerah. Serta, kelima soal amnesti. Mereka meminta seluruh pasukannya mendapatkan pengampunan.

"Mereka ini sebenarnya secara psikis hanya karena gak terima orang orang GAM dapat posisi sedangkan kondisi mereka memprihatinkan. Mereka cuma ingin semua bisa berlaku adil. Saya yakini kok mereka bukan orang yang separatis," ujar Sutiyoso di Halim Perdana Kusuma, Selasa (29/12).

baca juga: Kepala Bin: kelompok Din Minimi Kecewa pada Pemerintahan Aceh

Sutiyoso mengatakan ia menyanggupi kelima syarat tersebut karena menurutnya hal tersebut logis dan bisa diselesaikan oleh pemerintah. Apalagi, soal kesejahteraan menurut Sutiyoso harusnya pemerintah daerah Aceh bisa melakukan hal tersebut.

Untuk Amnesty sendiri meski memang perlu persetujuan banyak pihak, Sutiyoso menilai hal tersebut bisa saja diberlakukan mengingat para anggota GAM yang lain juga mendapatkan amnesty. Sedangkan untuk penghadiran KPK ke Aceh, hal tersebut ia sudah komunikasikan ke KPK dan KPK menyetujui hal tersebut.

Sutiyoso mengatakan setidaknya ada 120 personel yang memang tergabung dalam kelompok Din Minimi ini. Namun tiga di antaranya sudah memutuskan kabur sejak delapan bulan yang lalu sebelum rencana kedatangan Sutiyoso ke Aceh.

Baca Juga: Sutijoso Jemput Pimpinan Kelompok Bersenjata Turun Gunung

Sutiyoso mengatakan kelompok Din Minimi merupakan salah satu kelompok yang memang harus ditekan pergerakannya. Karena Din sangat dekat dengan rakyat. Warga yang tinggal disekitar sana sangat menghormati sosok Din. Meski ia sendiri sudah bersembunyi di hutan selama empat tahun, tapi sosoknya diagungkan warga di seputaran wilayah tersebut.

"Warga sana juga memberikan pasokan logistik untuk para kelompok Din. Warga malah tak pernah takut dengan Din dan menganggap Din adalah kelompok yang memperjuangkan mereka," ujar Sutiyoso.

Meski begitu, Sutiyoso mengatakan pihaknya masih mencari tiga nama kelompok Din yang kabur tersebut. Ia sudah mengantongi nama dan akan memulai pencarian. Sedangkan pengawasan kepada 120 orang lainnya tetap dilakukan dengan cara pendekatan kultural.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement