REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz melihat ada unsur kesengajaan dalam kasus peredaran terompet berbahan sampul Alquran.
Sebab menurut dia, sampul-sampul yang disiapkan untuk pembuatan terompet terlihat masih dalam kondisi baru dicetak dan dalam jumlah banyak.
"Kalau itu adalah sampul gagal cetak, jumlahnya tidak akan sebanyak itu. Kan kelihatan unsur kesengajaannya," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (30/12).
Dalam sebuah tayangan di televisi, Djan melihat jumlah sampul yang digunakan cukup masif dan bertumpuk-tumpuk. Untuk itu, dia meminta pemerintah harus waspada dan turun tangan untuk menindak temuan tersebut.
"Tindak seberat-beratnya pelaku karena ini adalah gerakan subversif," katanya.
Djan menduga perbuatan ini bertujuan menggerakkan umat Islam untuk melawan Jokowi. Hal ini dinilainya sangat tidak benar sehingga permintaan maaf dari pelaku tidaklah cukup.
Gerakan memecah belah umat Islam dengan pemerintah adalah kesalahan besar. "Ini kacau, kalau diberikan toleransi bisa bahaya. Harus segera ditindak," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, minimarket Alfamart di Kelurahan Kebondalem, Kota Kendal, Jateng kedapatan menjual terompet yang terbuat dari sampul Alquran berwana hijau bertuliskan Kementerian Agama RI tahun 2013 dan kaligrafi arab bertuliskan lafaz Alqur’anulkarim.
Salah seorang warga setempat pun menyampaikan permasalahan tersebut kepada tokoh Nadhatul Ulama (NU) Kresno Abrory yang merasa resah dengan beredarnya terompet tersebut.
Mereka pun kemudian melaporkannya ke Polres Kendal dengan maksud biar aparat hukum yang melakukan langkah pengamanan. Terompet tersebut dijual dengan harga spesial Rp 3.500 selama periode 16 hingga 31 Desember.