REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid At Tin memang sempat dicoba ditutup oleh Kepolisian, lantaran dituduh memiliki andil dalam jaringan terorisme. Namun, perjuangan untuk mempertahankan membuat Masjid At Tin masih berdiri hingga kini.
Ketua Pelaksana Harian Masjid At Tin, Maftuh Basyuni mengungkapkan masa-masa perjuangan mempertahankan Masjid At Tin, saat persoalan Abu Bakar Baasyir mencuat jadi persmasalahan nasional.
Kala itu, ia menceritakan hampir seluruh masjid di Indonesia memang dicoba untuk ditutup, lantaran dituduh atau dicurigai terlibat jaringan teroris. Ia menerangkan kondisi itu bahkan terjadi pada Masjid Istiqlal, yang merupakan masjid terbesar di Indonesia.
Maftuh pun ikut terlibat perdebatan yang berlangsung lebih dari setengah jam, dengan Kepolisian yang saat itu mencoba menutup Masjid At Tin dan berhasil meyakinkan untuk tetap membuka masjid dipergunakan untuk beribadah umat Islam.
"Memang Masjid At Tin didesain untuk tidak tertutup, dan bisa dipergunakan ibadah selama 24 jam penuh," kata Maftuh, saat memberi sambutan Dzikir Nasional di Masjid At Tin, Kamis (31/12).
Ia turut mengungkapkan rasa syukur atas kondisi Masjid At Tin sekarang, yang terus dipergunakan untuk beribadah dan acara-acara keagamaan, termasuk Dzikir Nasional yang diselenggarakan Republika setiap tahun.
Menurutnya, Dzikir Nasional merupakan pilihan yang sangat baik daripada masyarakat menghabiskan akhir tahun dengan berfoya-foya.
Tidak lupa, Maftuh menuturkan pesan dari pendiri Masjid At Tin, Soeharto, untuk senantiasa menggunakan Masjid At Tin sebagai tempat beribadah.
Melihat kondisi saat ini, ia mengaku sangat bersyukur Masjid At Tin bisa begitu dikenal masyarakat luas, terlebih terus menggelar acara-acara agama yang memang bertujuan menegakkan Islam.