REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid At Tin memang lebih dikenal publik sebagai peninggalan dari istri Pak Harto, Ibu Tin. Padahal, terdapat cerita lain yang menyebut Masjid At Tin diambil dari salah satu surat Al Qur'an yang bernama sama.
Ketua Pelaksana Harian Masjid At Tin, Maftuh Basyuni, mengungkapkan sejarah tentang berdirinya Masjid At Tin, termasuk soal keputusan menggunakan nama At Tin sebagai nama masjid.
Menurutnya, ide menggunakan nama Ibu Tin sempat ditolak oleh sang suami, Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto.
Maftuh menerangkan alasan Pak Harto menolak ide untuk menggunakan nama Ibu Tin kepada masjid, karena ia tidak mau nama sang istri suatu saat dikhultuskan orang. Maka itu, ia menekankan penamaan Masjid Atin bukan sekadar diambil dari nama Ibu Tin, melainkan dari nama surat At Tin.
"Ide nama At Tin bukan dari Ibu Tin, orang pertama yang menolak adalah Pak Harto," katanya saat mengisi tausiyah di Dzikir Nasional, Kamis (31/12).
Meski begitu, ia mengaku sangat bersyukur melihat kondisi Masjid At Tin seperti sekarang, lantaran terus berdiri dan menjadi tempat beribadah umat Islam. Padahal, posisi At Tin bukanlah berada di tengah atau dekat perkampungan, yang biasanya dipenuhi oleh jemaah yang berasal dari kampung terdekat.
Maftuh menambahkan kalau kepopuleran dari Masjid At Tin seperti sekarang, tidak lepas dari peran Harian Republika yang terus mengabarkan dan ikut memakmurkan At Tin. Menurut Maftuh, Republika memiliki andil sangat besar yang membuat At Tin menjadi salah satu masjid terbesar di Indonesia.