Ahad 03 Jan 2016 10:01 WIB

Rusia: AS Bahaya Bagi Keamanan Nasional

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera Amerika Serikat
Foto: anbsoft.com
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah penilaian baru terhadap Amerika Serikat sebagai salah satu ancaman keamanan nasional dilontarkan Rusia untuk pertama kalinya.

Ini merupakan tanda bagaiaman hubungan Rusia dengan Barat telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Dokumen 'Tentang Strategi Keamanan Nasional Federasi Rusia' ditandatangani Presiden Vladimir Putin pada malam tahun baru, Dokumen tersebut menggantikan versi 2009.

Dokumen itu mengatakan, Rusia telah berhasil meningkatkan perannya dalam memecahkan masalah global dan konflik internasional. Petentangan itu memuncak disebabkan reaksi Barat.

"Penguatan Rusia terjadi dengan latar belakang ancaman baru untuk keamanan nasional yang memiliki sifat kompleks dan saling terkait," kata dokumen itu dilansir Reuters Ahad (3/1).

Dengan melakukan sebuah kebijakan independen di internasional dan domestik telah menyebabkan penetralan dari Amerika Serikat dan sekutunya yang berjuang mempertahankan dominasi mereka dalam urusan global.

"Yang pada gilirannya cenderung mengarah ke politik, ekonomi, militer dan tekanan informasi pada Rusia," katanya.

Hubungan antara Rusia dan Barat mencapai titik terendah setelah pasukan Rusia mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina 2014 lalu. Sejak itu, Barat telah menuduh Rusia membantu pemberontak di timur Ukraina, namun Rusia membantah aktif membantu para pemberontak.

Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi luas terhadap individu dan perusahaan Rusia. Rusia pun bereaksi dengan membatasi makanan dan barang-barang lainnya dari Uni Eropa.

Dokumen itu juga mengatakan, AS dan Uni Eropa telah mendukung sebuah kudeta anti-konstitusional di Ukraina yang menybabkan kesenjangan dalam masyarakat Ukraina dan konflik militer. Nama NATO juga dianggap sebagai ancaman keamanan nasional Rusia.

Rusia mengatakan AS telah mengembangkan jaringan laboratorium militer biologis di negara tetangga untuk negara-negara Rusia.

Dokumen yang berfungsi sebagai dasar strategi perencanaan yang berkaitan dengan keamanan nasional tidak menyebutkan Suriah. Pada 30 September, Rusia memulai serangan udara terhadap pemberontak ani-pemerintah yang menentang pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, sekutu Rusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement