Selasa 05 Jan 2016 16:16 WIB

Priyo Usulkan JK, Ical, dan Agung Jadi Pengurus Golkar Transisi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Angga Indrawan
Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Priyo Budi Santoso.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Priyo Budi Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, memohon permakluman kepada semua pihak yang berkaitan dengan Partai Golkar, yang ikut terdampak sistemik dari vakumnya legalitas Golkar. Salah satunya, Priyo memohon permakluman dari sejumlah fraksi di DPR RI.

"Kepada seluruh pimpinan-pimpinan partai dan pimpinan-pimpinan fraksi di DPR RI, dimohon untuk memaklumi dan memberi waktu yang secukupnya kepada kami. Jika memang Golkar masih diperkenankan sebagai Ketua DPR RI, mohon kiranya agar konflik yang menimpa kami secara internal ini agar diberi waktu secukupnya untuk bisa kami selesaikan dengan cara kami sendiri,"  kata Priyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/1).

Priyo juga menyebutkan beberapa nama untuk mengisi kepengurusan transisi. "Untuk ketua tim transisi bisa pak JK. Disana Pak Ical juga bisa masuklah, begitu juga Agung Laksono," kata dia.

Menurut Priyo, Golkar tidak ada yang mewakili, merepresentasikan, dan bertindak atas nama Partai Golkar secara hukum. Dalam situasi semacam itu, kata dia, maka satu-satunya jalan yang terbaik adalah menjalankan langkah-langkah yang masih tersedia.

Ia mengatakan, kalau Munas Ancol dicabut nyawanya, Munas Bali ditolak untuk disahkan, kemudian Munas Riau sudah tutup usia per 31 Desember 2015 kemarin, maka hari ini satu-satunya institusi yang masih hidup menurut undang-undang adalah Mahkamah Partai.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement