REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) berubah nama menjadi Pemuda ICMI. Perubahan tersebut secara resmi diputuskan dalam musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang diadakan di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Sabtu (17/9/2022).
Masika yang didirikan pada 8 Oktober 1993 merupakan organisasi otonom yang mewadahi para intelektual muda di lingkungan ICMI. Adapun perubahan nama menjadi Pemuda ICMI merupakan respons atas keputusan dan rekomendasi Muktamar ICMI 2021 yang memasukkan organisasi kepemudaan di dalam struktur Majelis Pimpinan Pusat (MPP) ICMI.
"Perubahan ini merupakan respons atas rekomendasi Muktamar ICMI sekaligus ikhtiar untuk menegaskan posisi para intelektual muda ICMI untuk bisa lebih kontributif bagi kerja-kerja keumatan dan kebangsaan. Sedangkan nama Masika selanjutnya akan tetap ada sebagai lembaga kajian di dalam Pemuda ICMI," ujar Ketua Umum Pemuda ICMI, Dr Ismail Rumadan dalam keterangan pers.
Munaslub Masika ICMI mengusung agenda tunggal perubahan nama dihadiri para pengurus nasional yang berkedudukan di Ibu Kota dan pengurus 29 organisasi wilayah. Menurut Ismail, keputusan munaslub yang digelar secara hibrid tersebut mengubah nama organisasi yang didasarkan oleh keinginan untuk bisa lebih berperan dalam kerja nyata di tengah masyarakat.
"Kita juga ingin menjalankan tugas yang melekat pada diri kita sebagai intelektual, khususnya pada peran keumatan dan kebangsaan. Ini adalah ikhtiar untuk beradaptasi, dengan mengubah dan mempertegas orientasi organisasi menjadi organisasi yang adaptif dan transformatif," ucap Ismail.
Ketua Umum ICMI Prof Arif Satria dalam forum munaslub mengatakan, organisasi seperti Pemuda ICMI menghadapi tantangan yang tidak mudah ke depannya. Ritme dinamika perubahan kini semakin cepat, dan terjadi bukan lagi dalam kurun abad, melainkan terjadi dalam hitungan dekade. "Karenanya kita harus responsif dan adaptif dalam menghadapi perubahan yang serba cepat ini," ujar rektor IPB tersebut.
Mantan Ketua Umum ICMI Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan, cendekiawan adalah mereka yang peduli pada masalah-masalah sosial di sekitarnya, dan ia turut berperan dan berkontribusi sosial. "Karena itu Pemuda ICMI harus memberikan perhatian serius pada masa depan umat dan masa depan peradaban kita, serta ikut berperan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan global," ucap eks Ketua MK itu.
Wakil Ketua Umum ICMI Priyo Budi Santoso mengatakan, organisasi kepemudaan ICMI harus tetap mempertahankan ruh kecendekiawanan, keumatan, dan keindonesiaan. "Itu adalah salah satu ciri khas yang harus dipertahankan," ucapnya.
Munaslub diadakan dengan agenda tunggal perubahan nama organisasi yang diikuti penyesuaian anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Bertindak sebagai pimpinan sidang yaitu Muharam Yamlean, Taufan Ihsan Tuarita, dan Anco Farham, "Hari ini merupakan momentum bersejarah bagi organisasi, menjelang 29 tahun kelahiran organisasi ini," ujar Muharam.