Rabu 06 Jan 2016 08:27 WIB

Konflik Saudi-Iran, Negara Teluk Adakan Pertemuan Luar Biasa

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Foto dari akun Twitter jurnalis Iran menunjukkan Kedutaan Besar Arab Saudi yang dibakar pengunjuk rasa di Teheran, Iran, Ahad (3/1).
Foto: Twitter
Foto dari akun Twitter jurnalis Iran menunjukkan Kedutaan Besar Arab Saudi yang dibakar pengunjuk rasa di Teheran, Iran, Ahad (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  DUBAI – Dewan kerja sama negara Teluk (GCC), Selasa (5/1) mengumumkan akan mengadakan pertemuan luar biasa di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (9/1). Pertemuan diadakan untuk membahas serangan kantor misi Arab Saudi di Iran.

"Para menteri luar negeri GCC akan menyelenggarakan pertemuan luar biasa di Riyadh  untuk membahas dampak serangan terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan konsulat Saudi di Kota Masyhad," ujar Sekretaris Jenderal GCC Abdullatif bin Rashid Al Zayani dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (6/1).

Ketegangan Arab Saudi-Iran mengancam upaya mengakhiri perang saudara Suriah. Baik Saudi dan Iran mendukung kubu berbeda di Suriah. Saudi membela oposisi, sedangkan, Iran mendukung Assad.

Ketegangan antara dua negara dipicu saat Arab Saudi yang mengeksekusi mati seorang ulama Syiah pada Sabtu (2/1) atas tuduhan terorisme. Hal ini menyebabkan serangan demonstran Iran pada kedutaan Riyadh di Teheran dan konsulat di Mashhad.

Baca juga, Ini Jalan Panjang Konflik Saudi, dari Revolusi Hingga Insiden Makkah.

Arab Saudi menanggapinya dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Negara sekutu Arab Saudi yang lain seperti Bahrain dan Sudan mengikuti langkah Arab Saudi. Sementara Uni Emirat Arab menurunkan status hubungan dan Kuwait menarik duta besarnya di Teheran.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement