Jumat 08 Jan 2016 05:10 WIB
Resensi

Bulan Terbelah di Langit Amerika

Rep: MGROL56/ Red: Yudha Manggala P Putra
Poster film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika'.
Poster film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika'.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Terbelah di Langit Amerika merupakan film garapan Rizal Mantovani yang diadaptasi dari novel Hanum berjudul sama. Mengadaptasi novel best seller nasional, film yang membawa pesan damai dari Islam ini telah ditonton lebih dari 1 juta orang.

Diproduseri Yoen K dan Ody Mulyas, film berlatar di New York dan San Fransisco ini menghabiskan waktu produksi hampir satu tahun. Beberapa hambatan yang dialami di antaranya masalah skenario, pemilihan pemain, perizinan tempat. Namun semua itu berhasil dilalui dan film ini direkomendasikan untuk Anda saksikan.

Berawal dari ditugaskannya Hanum, dan suaminya, Rangga pergi ke New York untuk keperluannya masing-masing. Hanum, memiliki tugas membuat liputan tentang “Akankah Dunia akan Lebih Baik Tanpa Islam?” sedangkan Rangga untuk melengkapi data demi tugas S3-nya.

Di sanalah semuanya bermula. Terjadinya peristiwa 9/11 yang telah terjadi menyisakan banyak luka, termasuk tercemarnya nama Islam di mata dunia. Padahal dalam peristiwa itu ratusan jiwa muslim ikut terrenggut. 

Jullia Collins dan anaknya Sarah, merupakan narasumber utama Hanum. Mereka adalah istri dan anak dari Ibrahim Hussein, yang dianggap sebagai salah satu teroris yang turut andil dalam peristiwa 9/11 tersebut. Kehidupan mereka terusik. Iman mulai goyah. Kebanggaan terhadap islam mulai luntur. Mereka menutup diri dari wartawan, dan itulah tantangan yang harus dilewati Hanum.

Di sisi lain, Rangga memiliki tugas untuk menemui Brown, sang miliarder yang diketahui sangat berubah semenjak kejadian 9/11. Brown yang dulunya selalu menghalalkan segala cara untuk dapat memperoleh kekayaan, berubah 180 derajat menjadi orang yang sangat dermawan bahkan mendapat penghargaan atas kebaikan-kebaikan yang telah ia lakukan.

Hal yang mengejutkan adalah bahwa Brown memiliki hubungan dengan Ibrahim Hussein, suami dari Jullia Collins. Melalui Brown inilah nama baik Ibrahim Hussein dikembalikan. Kepercayaan bahwa Islam sebagai agama kedamaian dikembangkan. Bahkan kebanggaan menjadi Muslim kembali tertanam di hati Jullia.

Alur dramatis yang disajikan pada film ini membuat penonton terhanyut. Pesan moral dari film ini secara gamblang tergambar, menampar pemahaman-pemahaman yang selama ini salah tentang islam.

Akting dari para pemain yang sangat natural turut mendukung kualitas film ini secara utuh. Pesan moral yang berbobot dikemas secara apik dan ringan sehingga mudah dicerna. Dibalut dengan kisah cinta sebagai bumbu, serta menambahkan sedikit humor berkelas, menjadi ramuan komplet film Bulan Terbelah di Langit Amerika ini.

Film yang sudah mulai tayang sejak 17 Desember 2015 ini masih akan tayang hingga 17 januari mendatang. Bagi Anda yang belum menonton, film ini sangat direkomendasikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement