REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Teheran menyatakan memutuskan semua hubungan komersialnya dengan Riyadh dan menuduh Saudi melakukan penyerangan ke kedutaannya di Yaman. Sementara Saudi mengatakan, perang antara Iran dan Saudi tak akan terjadi.
Pada Kamis (7/1) kemarin, Iran menyatakan memutuskan semua hubungan komersial mereka dengan Riyadh. Sebelumnya, Saudi pada Senin (4/1) juga menyatakan menghentikan hubungan perdagangan dan lalu lintas udara mereka dengan Iran.
Sekutu Saudi juga mengambil langkah yang sama. Bahrain, Sudan, Djibouti dan Somalia menghentikan hubungan diplomatik mereka dengan Iran pekan ini. Sementara Uni Emirat mengurangi hubungan dan Kuwait, Qatar serta Komoro menarik utusan mereka dari Iran setelah kedutaan Saudi di Teheran diserang.
Dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Iran, Hassan Rouhani pada Kamis, Teheran telah melarang semua impor dari Arab Saudi. Iran juga mengatakan, pesawat tempur Saudi telah menyerang kedutaan mereka di Sanaa, Yaman.
"Arab Saudi bertanggung jawab atas kerusakan gedung kedutaan dan cedera beberapa stafnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hossein Jaber Ansari. (Saudi: Tuduhan Iran Palsu).
Tapi menurut keterangan warga dan saksi, tak ada kerusakan pada gedung kedutaan di distrik Hadda. Mereka mengatakan, serangan menghantam lapangan umum sekitar 700 meter dari kedutaan, beberapa batu dan pecahan peluru mendarat di halaman kedutaan.
Menanggapi serangan, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, akan menyampaikan hal ini dalam laporan resmi ke PBB.
Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara koalisi pimpinan Saudi Brigjen Ahmed Asseri mengatakan, jet mereka memang melancarkan serangan berat ke Sanaa pada Rabu (6/1) malam. Namun mereka mengklaim menargetkan peluncur rudal yang digunakan Houthi.
Asseri akan menyelidiki tuduhan Iran. Ia juga menduga Houthi kerap menggunakan fasilitas sipil, termasuk kedutaan yang ditinggalkan.
Sementara itu, Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, ia tak percaya jika kerajaan dan Iran akan berperang. Ia juga membela eksekusi yang dilakukan kerajaan terhadap Nimr al-Nimr.
"Ini (perang) sesuatu yang kami tak lihat sama sekali, dan siapa pun yang mendorong ke arah itu adalah orang yang tak waras. Sebab perang Saudi dan Iran adalah awal dari bencana besar di wilayah tersebut. Pasti tak akan kami biarkan," katanya.
Dalam pembelaannya terkait eksekusi Nimr, Mohammed bin Salman mengatakan pengadilan sama sekali tak membedakan dalam melakukan eksekusi, tapi mereka melihat pada kesalahannya. Menurutnya, semua telah berjalan sesuai prosedur dan putusan pengadilan.