Ahad 10 Jan 2016 10:28 WIB

Tukang Becak Berwakaf Demi Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah

Rep: Damanhuri Zuhri/Agung S/ Red: Agung Sasongko
Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah
Foto: ROL/Agung Sasongko
Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah menggelar Tasyakur Milad ke-38 tahun. Pimpinan Pesantren Yatim As-Syafiiyah, Tutty Alawiyah mengatakan, sebelum memiliki dan mewujudkan pesantren khusus yatim, Ayahanda KH Abdullah Syafiie telah memiliki anak yatim non-panti di sekitar Balimatreman. 

"Kami mengurus sekolahnya yang disebut Ibtidaiyah, dimana mereka sekolah gratis," kata Rektor Universitas As-Syafiiyah ini penuh syukur, Ahad (9/1).

Mantan Menteri Peranan Wanita ini menjelaskan, ayahanda selalu berkeras anak-anak Yatim merupakan amanah Allah yang perlu di Rawat dan asuh. Bukan hanya sesekali tetapi secara berkelanjutan. "Dari sinilah muncul pemikiran mewujudkan Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah," ujar ibu dari lima anak ini. 

Dengan kerja keras dan niat ikhlas, Tutty yang melanjutkan pengurusan anak yatim mengajak jamaah dan masyarakat umum untuk berwakaf. "Alhamdulillah, sambutannya luar biasa, ada tukang becak ikut berwakaf," kata dia.

Sejak itu, luas pesantren yang semula hanya 8 ribu meter persegi menjadi 30 ribu meter persegi. Jumlah santri pun alami kenaikan dari semula hanya 175 santri (100 putra dan 75 putri). Sekarang jumlahnya menjadi 375 yatim dari berbagai provinsi di Indonesia.

"Kami juga menerima anak-anak korban bencana seperti tsunami di Aceh. Jumlah anak yang kami asuh pun bertambah menjadi 550 anak," kata dia.

Alhamdulillah, kata dia penuh syukur, anak-anak yatim banyak menjadi sarjana. Belum alam tiga anak yatim As-Syafiiyah telah belajar ke London. "Ada juga beberapa yatim menetap di Tripoli selam tujuh tahun," kata dia terharu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement