REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejaksaan Agung melalui Tim Pengawasan Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) menggelar rapat koordinasi mengenai Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang diduga menjadi otak hilangnya sejumlah warga untuk mengikuti aliran tersebut.
"Hari ini kami menyelenggarakan rapat koordinasi Pakem Jamintel. Gerakan aliran sesat itu sedang diteliti. Nantinya tentu ada langkah-langkah bagaimana penanganannya," kata Jaksa Agung HM Prasetyo, di Jakarta, Selasa (12/1).
Sebelumnya, dokter Rica Tri Handayani dan putranya hilang pada 30 Desember 2015. Menurut keterangan suami Rica, dokter Aditya Akbar Wicaksono, Rica pernah terlibat aktif dalam organisasi yang disebut-sebut metamorfosa dari organisasi Gafatar.
Meski berhenti setelah menikah, komunikasi Rica dengan organisasi tersebut diduga terjalin kembali selama suaminya melanjutkan studi Kedokteran spesialisasi ortopedi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kemudian pada Senin (11/1), Rica dan putranya akhirnya ditemukan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Rica dan anak balitanya ditemukan pada saat akan melakukan lapor diri, di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada pukul 06.20 WIB yang rencananya terbang menuju Jakarta dengan pesawat Trigana Air pukul 07.30 WIB.
Bersama dia, E dan V yang diduga perekrut Rica, juga ditahan. E dan V kini masih diperiksa polisi, sementara Rica dipulangkan ke keluarganya.
Baca Juga: MUI: Gafatar Aliran Sesat dan Bukan Organisasi Islam