REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) Mohamad Subuh menyatakan bahwa 40 persen penduduk dunia berisiko terkena penyakit Demam Berdarah Degue (DBD). "Kalau berbicara DBD di dunia ini, lebih 40 persen penduduk dunia itu terancam berisiko terkena DBD," kata Subuh di Jakarta, Selasa (12/1).
Menurut Subuh, saat ini penduduk dunia telah mencapai 6 miliar jiwa. Sementara, dalam setiap tahunnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan terdapat 50 sampai 100 juta penduduk dunia yang menderita penyakit tersebut. "Bayangkan penduduk dunia sekarang yang sudah mencapai 6 miliar, 40 persennya itu terancam berisiko," ujarnya.
Keadaan ini, dia mengatakan, bisa dilihat di Amerika bagian selatan, Afrika, hingga sampai ke Asia. Di negara-negara tersebut hampir keseluruhan negara terkena penyakit ini. Salah satu negara yang paling berisiko adalah termasuk Indonesia. "Jadi hampir seluruh benua di dunia ini beresiko tersebarnya penyakit DBD," ucapnya.
Sedangkan angka DBD di Indonesia sejak 1968 hanya terdapat sejumlah kasus penderita. Namun, kata dia, angka kematian pada tahun tersebut sangatlah tinggi.
"Sampai sekarang angka kematian kita sudah nol koma, sampai tahun 2015 kemarin sudah jauh menurun. Tapi, variasi dari kasusnya sendiri terus bervariasi naik turun," jelas dia mengatakan.