Selasa 12 Jan 2016 22:43 WIB

Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Cirebon Dibuka

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon yang sempat ditutup akhirnya dibuka kembali.

Pembukaan kembali aktivitas bongkar muat itu didasarkan pada Surat Edaran Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cirebon dengan nomor UM 003/1/6/KSOP.Cbn-2016 tertanggal 12 Januari 2016.

Dalam surat yang ditandatangani langsung oleh Kepala KSOP Cirebon, Revolindo itu menyatakan bahwa aktivitas kegiatan pembongkaran batu bara di wilayah Pelabuhan Cirebon dapat beroperasi kembali sejak 12 Januari 2016 pukul 18.00 WIB.

Namun, dalam surat itu juga dicantumkan sejumlah syarat yang ketat. Di antaranya, wajib memperhatikan lingkungan saat maupun setelah bongkar batu bara dan diwajibkan memasang peralatan penyemprot/penyiram debu saat bongkar batu bara yang dipasang pada eskavator.

Selain itu, truk pengangkut batu bara juga harus ditutup terpal. Berbagai syarat itupun akan diawasi secara ketat oleh tim pengawas bongkar muat batu bara.

''Ada beberapa alasan mengapa aktivitas bongkar muat batu bara kembali dibuka,'' ujar Kepala KSOP Cirebon, Revolindo.

Revolindo menjelaskan, alasan yang paling mendesak adalah tumpukan batu bara di atas sejumlah tongkang yang mengantri di pelabuhan kini sudah mengeluarkan asap. Jika tidak segera dibongkar, maka tumpukan batu bara itu bisa menimbulkan kebakaran yang besar.

Seperti diketahui, sejak aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon ditutup pada 7 Januari 2016 pukul 18.00 WIB, ada dua tongkang yang bersandar di dermaga Muara Jati 1. Selama ini kedua tongkang tersebut tak bisa bongkar batu bara karena adanya penutupan tersebut.

Selain kedua tongkang itu, adapula 17 tongkang pengangkut batu bara lainnya yang sedang mengantri menunggu giliran sandar. Mereka berada pada jarak antara satu sampai dua mil dari pantai.

Revolindo mengungkapkan, pembukaan kembali aktivitas bongkar muat batu bara itu juga dilakukan setelah pihaknya menggelar rapat koordinasi dengan Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, dan bermusyawarah dengan warga yang tinggal di sekitar Pelabuhan Cirebon.

Ketua Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Cirebon, Agus Purwanto menyambut gembira dibukanya kembali aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon. Pihaknya pun berkomitmen mematuhi syarat yang tertera dalam surat edaran KSOP tersebut.

Hal senada disampaikan Manajer Operasional PT Pelindo II Pelabuhan Cirebon, Yossianus Marciano. Sebagai  operator di Pelabuhan Cirebon,  pihaknya pun siap melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam surat edaran KSOP itu.

Seperti diberitakan, KSOP Cirebon melalui surat bernomor UM.003/14/KSOP-CBN-2016 tertanggal 7 Januari 2016 tentang Pemberhentian Sementara Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Cirebon, menutup seluruh aktivitas bongkar muat batu bara untuk sementara waktu. Penutupan itu dilakukan karena banyaknya penolakan dari warga di sekitar Pelabuhan Cirebon yang merasa terganggu kesehatan dan kenyamanannya akibat debu batu bara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement