REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polri Jendral Pol Badrodin Haiti mengatakan polisi korban ledakan di depan Gedung Sarinah yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Aiptu Deni masih memerlukan pemulihan.
"Kondisinya cukup prihatin, ada yang terbakar, kena serpihan, dampaknya cukup berat, masih memerlukan pemulihan," ujar dia di RSCM, Jakarta, Jumat (15/1).
Ia menuturkan korban telah diobati dan dilakukan upaya-upaya untuk lukanya dan dapat berkomunikasi dengan baik. Dari Aiptu Deni yang saat itu sedang bertugas di pos polisi di depan Gedung Sarinah, tutur dia, diketahui korban sedang menilang salah seorang pelanggar lalu lintas saat bom meledak di Starbucks.
Selanjutnya, Aiptu Deni melaporkannya ke Polda Metro Jaya. Saat dia masih berada di luar pos polisi, terjadi ledakan bom di pos tersebut yang melukainya.
Sementara itu, dokter RSCM Retno Dwi Restuti mengatakan telah melakukan operasi pada korban dan kondisinya kini telah membaik. Salah seorang kerabat Aiptu Deni, Rosehan mengatakan terakhir mengetahui kondisi korban saat Kamis (14/1) pukul 22.00 WIB masih di ruang operasi dan hingga kini belum mengetahui kondisinya.
Diketahui Aiptu Deni terluka di kaki dan tangan akibat ledakan tersebut.
Sementara itu, tiga korban lain ledakan bom yang sebelumnya juga dirawat di RSCM sudah mendapatkan perawatan dan pulang. Mira Puspita yang terluka di kaki kanan dan jilbabnya terbakar pulang pada Kamis pukul 15.25 WIB. Venosia Dyah Mavianti, luka robek di kepala belakang juga sudah pulang.
Sedangkan Endah Puspita Sari yang terluka di kening sebelah kiri dan memar di perut pulang pada pukul 17.10 WIB.