REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah menemukan sebuah buku yang terindikasi memuat ajaran-ajaran atau paham radikalisme. Buku yang dicetak dengan judul 'Anak Islam Suka Membaca' tersebut, pertama kali ditemukan di sekolah taman kanak-kanak (TK) di Depok, Jawa Barat.
Sekretaris Bidang Kaderisasi dan Organisasi dan GP Ansor Hasan Basri Sagala mengatakan dalam buku tersebut, ditemukan sejumlah kata dan kalimat yang memiliki tendensi radikalisme. Kata dan kalimat tersebut antara lain berbunyi 'sahid di medan jihad', 'hati-hati zona bahaya', 'bahaya sabotase', 'gegana ada di mana', 'basoka dibawa lari', 'rela mati bela agama', 'bom', dan lain-lain.
(Baca: GP Ansor Temukan Buku TK Radikal).
Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy menilai buku yang ditemukan GP Ansor tersebut jelas tendensius dan tidak objektif. "Itu jelas kesengajaan dari penulisnya," kata dia ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/1).
Menurutnya, perlu ada tim khusus dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk melibatkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, untuk mengawasi dan mengontrol penerbitan buku-buku seperti itu. "Karena ini tidak bisa ditangani secara parsial," ujar Muhadjir.
Walaupun ditemukan fakta seperti itu, Muhadjir menilai sebelum dilakukan penindakan terhadap pihak atau tokoh terkait yang mengedarkan buku tersebut, diperlukan pengkajian terlebih dahulu dengan melihat konteks mengapa kata dan kalimat yang memiliki kecenderungan paham radikal itu ditampilkan. "Kalau hanya untuk memperkenalkan dalam rangka memperluas wawasan, tidak apa-apa. Kalau ada maksud-maksud tertentu, itu yang tidak boleh," tuturnya.
Penulis buku 'Islam Suka Membaca' diketahui bernama Nurani Musta'in. Buku tersebut berjumlah lima jilid dan telah dicetak sebanyak 160 kali. Penerbit bukunya adalah Penerbit Pusaka Amanah, yang berada di daerah Solo, Jawa Tengah.